Internasional

Tanda Bahaya China di Myanmar! Pabrik-pabrik China Dibakar

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
17 March 2021 06:31
Anti-coup protesters run away after police security forces disperse them with tear gas, which the protesters countered with vapor from fire extinguishers, in Mandalay, Myanmar Saturday, March 13, 2021. Police in Myanmar fired rubber bullets and tear gas at protesters in the country's two largest cities and elsewhere on Friday, as authorities continued their harsh crackdown on opponents of last month's military coup. (AP Photo)
Foto: AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - Investasi China di Myanmar jadi sasaran amukan massa dalam demo menentang kudeta junta militer Myanmar.

Pada Minggu (14/3/2021) empat pabrik China dibakar massa di kawasan industri Hlaingthaya, di Yangon. Pembakaran itu terjadi di hari paling berdarah sejak demo terjadi sebulan lebih, di mana 39 orang tewas.

Pemerintah China memberi peringatan soal kejadian tersebut. China menegaskan hal ini sangatlah parah dan meminta pihak berwenang dengan tegas menyelidiki kejadian itu.

"China mendesak Myanmar untuk mengambil langkah efektif lebih lanjut untuk menghentikan semua tindakan kekerasan, menghukum pelaku sesuai dengan hukum dan memastikan keselamatan jiwa dan properti perusahaan dan personel China di Myanmar," tulis Beijing melalui Kedutaan Besar China di Facebook, dikutip Reuters, Senin (15/3/2021).

Kedutaan juga menyebut beberapa tenaga kerja China terluka karena terperangkap di kebakaran. "Beberapa pabrik bisnis China dijarah dan dihancurkan dan banyak staf China terluka dan terperangkap," kata kedutaan tanpa memberikan rincian cedera.

China juga memberi peringatan keamanan ke semua warganya, khususnya yang memiliki aktivitas bisnis, di negeri itu. China mengingatkan aksi warga Myanmar akan membuat ketidakstabilan ekonomi mengingat Beijing telah memberikan banyak pekerjaan ke warga Burma.

Selain pabrik, sekelompok massa juga meneriakkan rencana menghancurkan pipa gas terbesar China-Myanmar pada demonstrasi akhir pekan kemarin di Mandalay. Upaya itu datang seiring bocornya dokumen pemerintah Myanmar, 24 Februari 2021.

Pejabat China telah meminta junta Myanmar untuk memberikan keamanan yang lebih baik ke fasilitas milik negeri itu. Termasuk data intelijen untuk membendung aksi kelompok etnis minoritas bersenjata di jalur pipa tersebut.

"Menjaga keamanan proyek kerja sama bilateral adalah tanggung jawab bersama baik China dan Myanmar," kata Kementerian Luar Negeri China dalam dokumen tersebut, seraya mengulangi seruan untuk "semua pihak di Myanmar untuk bersikap tenang dan menahan diri" dan untuk menyelesaikan perbedaan yang ada.

"Ini juga akan menguntungkan operasi yang aman dari proyek kerjasama bilateral," katanya.

Mandalay sendiri adalah titik jalur pipa di Myanmar yang terhubung dari Samudra Hindia ke China, yang dibangun sejak 2013. Pipa membawa minyak senilai US$ 1,5 miliar sejauh 770 km.

Anti China di Myanmar

China berada dalam perspektif yang buruk dimata warga Myanmar. Warga kesal lantaran sikap Beijing yang seakan-akan memihak pada junta dan tidak memberikan kecaman serta sanksi sekeras negara-negara barat.

"Jika Anda ingin berbisnis di Myanmar secara stabil, hormati orang Myanmar," kata pemimpin protes Ei Thinzar Maung, merujuk ke China.

"Hlaingthaya melawan, kami bangga padamu!" katanya lagi merujuk pembakaran pabrik China.

Tak hanya itu, kelompok demonstran lain bahkan meminta seluruh bisnis yang diadakan oleh pihak-pihak asal negeri tirai bambu untuk keluar dari negeri seribu pagoda itu.

"Bisnis China, Keluar! Keluar!" teriak selusin pengunjuk rasa di kota Mandalay.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak 1 Februari ketika militer melancarkan kudeta dan menahan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi. Ini mengakhiri era demokrasi selama satu dekade terakhir dan memicu protes massa setiap hari.

Militer melakukan hal ini karena mereka merasa pemilu yang dimenangkan kubu Suu Kyi pada November lalu adalah pemilu yang penuh kecurangan. Maka itu, militer menyatakan keadaan darurat selama setahun ke depan dan mengambil alih kekuasaan dan berjanji akan mengadakan pemilu ulang.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Tiba-tiba Warning Myanmar di PBB, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular