
Lampu Merah Myanmar! Investasi China Was-was, RI Kena Imbas

China berada dalam perspektif yang buruk dimata warga Myanmar. Warga kesal lantaran sikap Beijing yang seakan-akan memihak pada junta dan tidak memberikan kecaman serta sanksi sekeras negara-negara barat.
"Jika Anda ingin berbisnis di Myanmar secara stabil, hormati orang Myanmar," kata pemimpin protes Ei Thinzar Maung, merujuk ke China.
"Hlaingthaya melawan, kami bangga padamu!" katanya lagi merujuk pembakaran pabrik China.
Tak hanya itu, kelompok demonstran lain bahkan meminta seluruh bisnis yang diadakan oleh pihak-pihak asal negeri tirai bambu untuk keluar dari negeri seribu pagoda itu.
"Bisnis China, Keluar! Keluar!" teriak selusin pengunjuk rasa di kota Mandalay.
Myanmar berada dalam kekacauan sejak 1 Februari ketika militer melancarkan kudeta dan menahan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi. Ini mengakhiri era demokrasi selama satu dekade terakhir dan memicu protes massa setiap hari.
Militer melakukan hal ini karena mereka merasa pemilu yang dimenangkan kubu Suu Kyi pada November lalu adalah pemilu yang penuh kecurangan. Maka itu, militer menyatakan keadaan darurat selama setahun kedepan dan mengambil alih kekuasaan dan berjanji akan mengadakan pemilu ulang.
Halaman 3>>>
(sef/sef)