
RI Impor Garam dari Australia hingga (Lagi-lagi) China

Ketergantungan Indonesia untuk mengimpor garam disebabkan kebutuhan garam konsumsi dengan garam industri berbeda. Sementara kualitas garam produksi Indonesia dinilai tidak bisa memenuhi kebutuhan untuk garam industri.
Impor garam dipakai sebagian besar untuk kebutuhan industri, seperti yang terjadi pada impor ikan beku yang juga untuk kebutuhan industri di dalam negeri.
Nah, pemerintah telah memutuskan untuk kembali mengimpor garam pada tahun ini. Keputusan tersebut telah disepakati dalam rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan pemerintah saat ini masih menunggu data terkait kebutuhan garam di Indonesia. Saat kekurangan pasokan, pemerintah memastikan akan menutup kekurangan tersebut dengan impor.
"Impor garam sudah diputuskan melalui rapat Menko. Nanti misalnya kekurangannya berapa, itu baru bisa diimpor. Kami menunggu itu, karena itu sudah masuk dalam undang-undang cipta kerja," ujar Trenggono belum lama ini.
Persoalan impor garam ini ternyata bukan hanya soal kemampuan dan kualitas produksi di dalam negeri yang masih terbatas.
Susahnya Indonesia dari belenggu impor garam dibayangi adanya isu 'mafia' atau kartel garam impor. Saat Susi Pudjiastuti masih menjadi menteri kelautan dan perikanan, ia tak menutup fakta bahwa ada kartel yang bermain dalam impor garam.
"Bisa jadi. Dulu terjadi kebocoran garam impor yang dilakukan oleh industri importir garam, mereka impor lebih dari kapasitas produksi mereka. Akhirnya mereka menjadi trader, separuh lebih bocor ke pasar konsumsi."
"Sekarang dengan pengaturan ini mereka tidak suka. Dari dulu impor garam industri rata-rata per tahun 2 juta ton namun bocor ke pasar garam konsumsi. Garam ini masuk pada saat petambak panen dan harga petambak jadi jatuh..." kata Susi saat ditanya dugaan ada kartel garam yang bermain.
(mij/mij)[Gambas:Video CNBC]