
BPH Migas Dukung Target Komut Pertamina 12.000 Pertashop

Jakarta, CNBC Indonesia- BPH Migas mendukung langkah Pertamina untuk memperbanyak Mini SPBU atau Pertashop untuk keperluan distribusi BBM non subsidi pertamax di wilayah Sumbagsel. Pertamina sendiri menargetkan membangun Pertashop di tahun 2021 sebanyak 10-12 ribu Pertashop.
"BPH Migas bertanggungjawab mengawasi implementasi Mini SPBU yang dibuat oleh Badan Usaha termasuk Pertamina karena ini amanah UU Migas pasal 8 ayat 2 dan 4, dimana BPH Migas selaku wakil pemerintah yang bertanggung jawab mengatur dan mengawasi ketersediaan dan Distribusi BBM di seluruh NKRI , BBM tersebut adalah BBM Subsidi (JBT, BBM Penugasan (JBKP) juga BBP Non Subsidi," kata Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa dalam siaran resminya, Rabu (10/03/2021).
Dia mengatakan dukungan PH Migas mendukung langkah Pertamina untuk memperbanyak Mini SPBU Pertashop karena beberapa hal, seperti mengurangi konsumsi penggunaan BBM Penugasan (JBKP) Premiun RON 88, membuat masyarakat yang jauh dari SPBU bisa membeli dekat dari rumah dengan harga yang sama dengan SPBU.
Selain itu, diharapkan bisa mengurangi jumlah Pertamini yang ilegal tanpa ijin usaha niaga, dengan harga diatas harga spbu dan tidak ada standar safety dan teknis kalibrasi dari pemerintah. Ifan, sapaan Fanshurullah mengatakan hal positif dari adanya Pertashop adalah mengurangi emisi karbon di wilayah tersebut karena yang dijual Pertamax dengan RON 92.
Kemudian dapat menggerakkan UMKM di desa dan kecamatan, karena harga investasi membangun pertashop hanya berkisar Rp 300'sd 500 juta dengan margin sekitar Rp 850 per liter.
Namun, Ifan mengingatkan Pertamina juga Indomobil Exxon dan badan usala Lainnya yang membangun Mini SPBU seperti Pertashop dan microsite bahwa Pembanguan di Mini SPBU tersebut harus dikaji dan survey dulu daya jualnya. Pasalnya, jika penjualan BBM di bawah 400 liter per hari maka potensi besar Pertashop tersebut akan tutup karna tidak untung, karena idealnya penjualan sebanyak 400 -1.000 liter per hari.
Kemudian, Pertashop harus jarak dengan SPBU minimal 10 km dan antar Mini SPBU 5 km. Jika tidak demikian maka BPH migas akan meminta dibongkar atau dipindahkan lokasinya.
"BPH migas tidak mau terjadi pertashop juga microsite seperti kehadiran Alfamart dan Indomaret yang dibangun bisa bersebelahan, karena wilayah Indonesia masih luas baik di tingkat desa atau kecamatan," kata Ifan.
Hal lain juga yg perlu diperhatikan jangan sampai target 12 ribu terlalu optimis, namun tidak didukung kemampuan fabrikasi, hingga pengadaan mobil truk tanki yang mensuplai bbm dari depo. Dengan target 12 ribu setahun maka rata-rata produksi pertashop sebulan 1200 buah.
"Karena waktu tinggal 10 bulan, padahal pertashop yang ada saat ini baru sekitar 1.000 buah itu juga dibangun sudah sekitar 2,5 tahun, maka perlu sinergi dan kolaborasi dengan semua pihak agar target tersebut dapat tercapai."pungkas Ifan.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BPH Migas: Bikin Pertashop di Kerinci, 22 Bulan Balik Modal