Harta Karun Energi Terbesar Kedua Dunia yang Diabaikan RI

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
03 March 2021 06:20
Infografis/RI Punya Loh! Perkenalkan Ini Harta Karun terbesar ke-2 Dunia/ Aristya Rahadian
Foto: Infografis/RI Punya Loh! Perkenalkan Ini Harta Karun terbesar ke-2 Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Geothermal atau panas bumi yang dimiliki Indonesia ternyata menjadi salah satu "harta karun" yang melimpah dan terbesar kedua di dunia.

Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Widya Yudha mengatakan, 40% cadangan panas bumi dunia ada di Indonesia. Tepatnya berada di kawasan cincin api atau "ring of fire", hal ini membuat Indonesia memiliki potensi panas bumi yang besar.

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di tanah air diharapkan bisa lebih optimal dengan adanya cadangan yang besar ini.

"Indonesia itu second largest (terbesar kedua) setelah AS dari sisi cadangan geothermal. Dulu kalah dengan Filipina, sekarang lebih tinggi sedikit. Kita harap dengan cadangan besar, bisa dibilang 40% cadangan geothermal ada di Indonesia, kita harap geothermal tumbuh," paparnya dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Senin (01/03/2021).

Hingga Desember 2020, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sumber daya panas bumi Indonesia mencapai sebesar 23.965,5 megawatt (MW) atau sekitar 24 gigawatt (GW).

Meski memiliki cadangan yang besar, sayangnya apa yang dimiliki Indonesia ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Buktinya, kapasitas terpasang PLTP di Indonesia hingga 2020 baru mencapai 2.130,7 MW atau baru 8,9% dari sumber daya yang ada.

Wajar saja angkanya masih terbilang kecil, sebab sepanjang 2020 tidak ada penambahan kapasitas PLTP alias angkanya berubah sejak 2019. Pada 2019 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat total kapasitas terpasang pembangkit listrik nasional sebesar 69,6 giga watt (GW).

Kapasitas PLTP tersebut hanya menyumbang 3,01% dari kapasitas pembangkit listrik nasional. Selanjutnya total kapasitas pembangkit energi baru terbarukan (EBT) sampai 2020 sebesar 10.467 MW atau 10,4 GW. Jika total kapasitas PLTP hanya 2,1 GW, artinya dalam bauran EBT, sektor panas bumi menyumbang 20,1% pembangkit EBT.

Masih berdasarkan data Kementerian ESDM, AS menduduki peringkat nomor wahid untuk sumber daya panas bumi mencapai 30 ribu MW. Selanjutnya Indonesia 23.965 MW, Jepang 23.400 WM, Kenya 15.00 MW dan terakhir Islandia 5.800 MW.

Adapun dari sisi pemanfaatan panas bumi menjadi listrik, pertama adalah Amerika Serikat dengan kapasitas terpasang PLTP 3.676 MW, lalu Indonesia di posisi kedua dengan kapasitas 2.130,7 MW, lalu Filipina 1.918 MW, Turki 1.526 MW, dan di posisi kelima yaitu Selandia Baru sebesar 1.005 MW. Adapun kapasitas terpasang PLTP di 10 negara terbesar yaitu 15.345,7 MW.

Kepala Subdit Penyiapan Program Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Havidh Nazif mengatakan, dampak pandemi membuat pihaknya melakukan evaluasi mengenai kebutuhan penambahan kapasitas PLTP.

"Indonesia punya sumber daya ini dan bisa kembangkan industri terkait di daerah tersebut supaya berikan dampak ke perekonomian lokal yang lebih baik," tuturnya dalam I-4 Lecture Series Energy #1, melalui akun YouTube, Jumat (26/02).

Upaya pengembangan panas bumi dalam rangka menekan emisi gas rumah kaca. Indonesia akan berkontribusi dalam menekan emisi gas rumah kaca secara global.

"Pemerintah komitmen dan pucuk pimpinan pemerintah juga komitmen kita akan kontribusi penurunan emisi gas rumah kaca secara global, capai penurunan suhu yang sudah disepakati," pungkasnya.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article DEN-RI: Harga Jual, Tantangan Industri Energi Panas Bumi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular