Holding BUMN Panas Bumi Bisa Gali Harta Karun Energi RI?

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
01 March 2021 19:47
Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) Sokoria sebanyak 5 MW/Gustidha Budiartie
Foto: Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) Sokoria sebanyak 5 MW/Gustidha Budiartie

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia memiliki sumber 'harta karun' di bidang energi yang sangat besar, bahkan menjadi terbesar kedua di dunia. Sumber 'harta karun' energi ini yaitu panas bumi.

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), hingga akhir 2020, Indonesia tercatat memiliki sumber daya panas bumi terbesar kedua di dunia yakni mencapai 23.965,5 mega watt (MW), di bawah Amerika Serikat yang memiliki sumber daya sebesar 30.000 MW.

Namun sayangnya, hingga 2020, pemanfaatan panas bumi di Indonesia baru 2.130,7 MW atau hanya 8,9% dari total sumber daya yang ada.

Seperti diketahui, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) belakangan ini kembali mengumumkan rencana pembentukan Holding BUMN Panas Bumi (geothermal). Lantas, apakah melalui pembentukan holding ini bakal mendorong pemanfaatan panas bumi di Tanah Air?

Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) Priyandaru Effendi mengatakan, jika Holding BUMN Panas Bumi ini benar terealisasi, maka akan menjadi sebuah langkah positif yang diinisiasi oleh pemerintah.

"Kalau ini terealisasi, ini jadi langkah positif inisiasi pemerintah menyatukan BUMN-BUMN Panas Bumi," paparnya dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Senin (01/03/2021).

Tiga BUMN yang bakal bergabung dalam holding ini adalah PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), PT PLN Gas & Geothermal, dan PT Geo Dipa Energi (Persero). Menurutnya, dengan menyatukan BUMN-BUMN Panas Bumi akan membuat operasi ke depan menjadi lebih efisien.

"Ini bisa lebih efisiensikan operasi ke depan dan memobilisasi modal untuk ekspansi. Swasta berharap ada kerja sama yang baik, saling sinergi kembangkan panas bumi," harapnya.

Operasi yang lebih efisien menurutnya bisa menjadi solusi agar panas bumi bisa berkembang cepat, dalam kondisi yang sulit seperti sekarang ini.

"Jadi, kita harap bersama-sama holding dapatkan solusi agar bisa berkembang cepat," ungkapnya.

Sementara itu, anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Widya Yudha berharap dengan adanya Holding BUMN Panas Bumi, dapat memberikan keuntungan untuk bangsa. Karena pembentukan holding ini menurutnya bertujuan untuk efisiensi, menumbuhkan market share, dan mendorong persaingan geothermal dunia.

"Agar bawa hal yang positif dalam persaingan industri geothermal dunia. Indonesia second largest setelah Amerika Serikat (AS) dari sisi cadangan geothermal," jelasnya.

Jika melihat dari kacamata DEN, pembentukan holding ini menurutnya tidak lepas dari target Rencana Umum Energi Nasional (RUEN). Mengejar target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% pada 2025 mendatang, menurutnya bukanlah pekerjaan yang mudah.

Semua komponen EBT, termasuk panas bumi harus siapkan diri berpartisipasi. Pada 2020, berdasarkan target RUEN, kapasitas terpasang PLTP seharusnya mencapai 3.109,5 MW, tapi ternyata realisasinya baru mencapai 2.130,7 MW.

"Target (PLTP) tahun 2025 adalah 7.239 MW, dengan capaian yang masih 2.131 MW, artinya tugas sektor panas bumi tidak mudah," ujarnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bisnis Geothermal di Indonesia Menjanjikan Nggak Ya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular