
Jadi Tuan Rumah Olimpiade, Vaksinasi Jepang Dinilai Lambat

Jakarta, CNBC Indonesia - Jelang Olimpiade yang akan dimulai pada Juli 2021 di Tokyo, Jepang baru memulai vaksinasi penduduknya yang berjumlah 126 juta orang dengan suntikan Pfizer-BioNTech minggu lalu, setelah dua bulan lebih vaksin tersebut diluncurkan ke negara-negara besar, termasuk Amerika Serikat dan Inggris.
Dilansir CNN International, Universitas Johns Hopkins menyatakan, setidaknya AS telah memberikan lebih dari 68 juta dosis sejak program vaksinasi dimulai pada Desember lalu.
Di Jepang, pemerintah mengklaim hanya sekitar 18.000 dosis yang telah diberikan.
Kasus Covid-19 di Jepang tidak separah AS atau Inggris, namun dalam beberapa bulan terakhir pemerintah Jepang kewalahan oleh tingkat penularan virus dengan dilaporkannya kasus baru harian mencapai ratusan. Hal itu menjadi yang terburuk sejak pandemi dimulai tahun lalu.
Perdana Menteri Yoshihide Suga tengah berada di bawah tekanan untuk mengurangi infeksi sebelum Jepang menyambut berbagai penjuru dunia untuk Olimpiade Musim Panas. Di sisi lain, regulator Jepang membutuhkan waktu dua bulan lebih lama untuk menyetujui penggunaan vaksin.
Diketahui, Jepang memiliki tingkat keraguan paling tinggi terhadap vaksin, setelah adanya skandal vaksin yang telah berlangsung selama 50 tahun, sehingga pemerintah sengaja berhati-hati dalam pelaksanaan program vaksinasi global.
Hal ini menuai kritik dari para pakar kesehatan, termasuk Dr. Kenji Shibuya, seorang profesor di King's College di London, yang mengatakan lambatnya vaksinasi dan kurangnya strategi dalam menekan penyebaran virus pada akhirnya akan menelan korban jiwa.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Targetkan Vaksinasi 2 Juta Dosis Per Hari Agustus 2021
