Internasional

Mimpi Prabowo Borong Jet Tempur Dipertanyakan, Ada Dananya?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
22 February 2021 14:47
Menhan Prabowo Subianto Hadiri Sidang ADMM ke-14 Secara Virtual. Ist
Foto: Menhan Prabowo Subianto Hadiri Sidang ADMM ke-14 Secara Virtual. Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Perburuan alutsista udara yang dilakukan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto Djojohadikusumo mengundang tanya. Seorang jurnalis asal Selandia Baru, John McBeth, mempertanyakan kemampuan finansial RI.

Dalam artikel terbarunya berjudul 'Indonesia to arm up with Rafale, F-15 fighter jets' yang dirilis oleh Asia Times pada Minggu (21/2/2021), McBeth menulis perburuan tersebut bisa menjadi pembelian pertahanan terbesar di Jakarta. Karenanya ia mempertanyakan kemampuan Indonesia dalam membeli jet-jet tempur tersebut.

"Tetapi pertanyaan serius tetap ada, apakah Indonesia yang terbebani utang mampu membayar sekitar US$ 11 miliar (Rp 155 triliun, asumsi Rp 14.000/US$) yang akan dikeluarkan untuk pesawat itu sendiri dan ketersediaan awal F-15," tulis McBeth dikutip CNBC Indonesia, Senin (22/2/2021).

Menurut McBeth, anggaran pertahanan Indonesia untuk tahun 2021 mencapai US$ 9,2 miliar (Rp 129 triliun), meningkat dari alokasi tahun 2020 yang dimulai dari US$ 9,3 miliar (Rp 131 triliun) dan turun menjadi US$ 8,7 (Rp 122 triliun) miliar karena tekanan fiskal dari pandemi. Pengeluaran tahun 2021 termasuk US$ 3 miliar (Rp 42 triliun) untuk modernisasi militer.

Selain itu, McBeth menulis, pemerintah periode pertama Jokowi berharap untuk meningkatkan anggaran pertahanan menjadi US$ 20 miliar (Rp 282 triliun) pada 2019, atau 1,5% dari produk domestik bruto (PDB). Tetapi itu didasarkan pada pertumbuhan 7%, bukan rata-rata 5% yang dicapai negara selama lima tahun karena berjuang untuk menarik investasi asing.

Selain masalah finansial RI, McBeth juga memaparkan beberapa kesulitan bagi RI saat memboyong jet-jet canggih tersebut.

Menteri Pertahanan AS sebelumnya, yakni Mark Esper dilaporkan memberitahu Prabowo dalam kunjungan ke Washington Oktober 2020 lalu bahwa Indonesia harus menunggu setidaknya satu dekade untuk pengiriman F-35. Karena daftar tunggu pembeli yang panjang, termasuk Jepang, Korea Selatan, dan Singapura.

Selain itu, menurut pakar militer, F-35 jauh lebih mahal untuk dioperasikan dan lebih bermasalah untuk diperbaiki dibandingkan dengan F-15EX, yang memiliki umur 20.000 jam terkenal. Menurut beberapa sumber, mungkin harganya setengah dari F-35 untuk mengoperasikan.

"Itu akan menjadi tantangan besar bagi Indonesia. Mereka sudah kesulitan memelihara delapan helikopter serang AH-64 Apache canggih milik militer, yang hampir tidak terlihat sejak dikirim hampir tiga tahun lalu," ujarnya.

"Setiap jet memiliki harga terbang US$ 87,7 juta (Rp 1,2 triliun), tetapi sistem avionik dan persenjataan diharapkan menambah sebanyak US$ 40 juta (Rp 564 miliar) untuk keseluruhan biaya," lanjutnya, menambahkan para ahli juga mencatat bahwa beberapa teknologi mutakhir Amerika dilarang untuk diekspor ke negara-negara seperti Indonesia.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prabowo: Banyak Keturunan Arab Pemimpin Politik-Bisnis di RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular