
Dahlan Iskan Dukung Vaksin Nusantara Terawan, Ini Alasannya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan Menteri BUMN era presiden SBY, Dahlan Iskan menyuarakan agar Vaksin Nusantara diberikan kesempatan yang sama seperti vaksin lainnya.
Adapun Dahlan bercerita soal ada sosok ilmuwan di bidang pengobatan dibalik Vaksin Nusantara. Ilmuwan yang juga tak terlepas dari kontroversi itu ialah Prof dr Hans Keirstead PhD.
Dalam blog disway edisi 21 Februari 2021, ia menuliskan bahwa Prof Hans merupakan ilmuwan yang menyuarakan perlunya metode stem cell diakui sebagai salah satu cara pengobatan masa depan.
Setelah menyelesaikan disertasi doktornya di bidang stem cell untuk sumsum tulang belakang, Prof Hans mendapatkan kesempatan untuk memperdalam ilmunya di Universitas Cambridge, Inggris. Saat itu ia merupakan ilmuwan termuda yang mendapat tugas yang seharusnya untuk guru besar senior.
Setelah pindah ke California, ia terpilih menjadi penasihat di kongres untuk proses legalisasi stem cell. Dahlan menuliskan bahwa di sana Prof Hans mendapat banyak tantangan dan penentangan. Para dokter masih menganggap stem cell belum bisa diterima sebagai sistem pengobatan.
"Pun sampai hari ini - Ketika orang seperti saya sudah lebih dari 10 kali menjalaninya" tulisnya.
Di tahun 2016, lulusan University of British Columbia, Kanada dari S-1 hingga S-3 itu mendirikan perusahaan AIVITA Biomedical Inc di California Amerika Serikat. Melalui perusahaannya itu, Prof Hans terus melakukan riset bidang pengobatan yang terkait dengan cell, setelah itu ditemukanlah pengobatan dendritic cell untuk kanker otak.
Namun ia membelokkan dulu penemuannya, untuk mengatasi pandemic covid-19. Melalui AIVITA Biomedical itulah yang kemudian dibawa oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto untuk dijadikan Vaksin Nusantara.
Dahlan menuliskan bahwa Prof Hans menilai bahwa lewat Indonesia penemuannya akan bisa segera direalisasikan. Pasalnya, di Amerika untuk mewujudkan temuan di bidang medis membutuhkan biaya yang cukup besar, itu pun hanya bisa dilakukan oleh perusahaan-perusahaan raksasa.
Oleh karena itu, dalam blognya ia menuturkan ilmuwan seperti Prof Hans tidak punya pilihan yaitu menyerah ke modal besar atau terkubur sebelum lahir. Dahlan mengatakan, Prof Hans bisa diyakinkan dengan peraturan darurat covid-19 sangat menjanjikan.
Kemudian dari segi jumlah relawan tidak perlu membutuhkan puluhan ribu orang seperti uji coba yang dilakukan di Amerika, cukup diperlukan 2.680 orang, seperti yang dilakukan di Bandung terhadap Sinovac.
Hingga saat ini, Vaksin Nusantara sudah menjalani uji coba fase I di RSUP dr Kariadi Semarang, yang ditangani oleh para ahli dari Fakultas Kedokteran Universitas Dipenogoro, serta didampingi 8 orang ahli dari Amerika, sejak November 2020 lalu.
Sama halnya di Amerika, tanggapan untuk penemuan Prof Hans juga ramai di Indonesia, termasuk yang meragukan soal "bisa untuk seumur hidup". Ia menegaskan tak bisa menghakimi mana yang benar atau salah.
"Bagi saya cukup: beri kesempatan yang sama. Bagaimana kita memperlakukan Sinovac, tentu juga harus diberikan kepada Vaksin Nusantara. Meskipun dokter-Jenderal Terawan sebentar lagi pindah ke Madrid -diangkat menjadi duta besar di Spanyol," kata Dahlan.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Usai Ical & Gatot, Ada Dahlan Iskan Ikut Uji Vaksin Nusantara