Afrika Segera Terima 10.000 Vaksin Mpox dari AS

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
25 August 2024 15:45
Seorang gadis muda yang menderita mpox menunggu perawatan di sebuah klinik di Munigi, Kongo timur, Jumat, 16 Agustus 2024. (AP Photo/Moses Sawasawa)
Foto: Seorang gadis muda yang menderita mpox menunggu perawatan di sebuah klinik di Munigi, Kongo timur, Jumat, 16 Agustus 2024. (AP/Moses Sawasawa)

Jakarta, CNBC Indonesia - Afrika dipastikan menerima gelombang pertama vaksin mpox. Namun, vaksin untuk Afrika ini beberapa minggu lebih lambat dibandingkan belahan dunia lain.

Sebanyak 10.000 suntikan vaksin, yang disumbangkan oleh AS, akan digunakan untuk mengatasi varian baru virus yang berbahaya. Mpox atau cacar monyet ini sebenarnya telah muncul sejak 2022 dan telah memicu kekhawatiran global.

Adapun, vaksin Mpox sebenarnya telah tersedia di lebih dari 70 negara di luar Afrika. Sayangnya, pihak berwenang gagal menyediakan vaksin anti-mpox ke benua itu lebih dini. Alhasil, Mpox menimbulkan keadaan darurat kesehatan global, pejabat medis dan ilmuwan telah memperingatkan minggu lalu.

Dikutip dari The Guardian, ilmuwan mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membutuhkan waktu hingga bulan ini untuk secara resmi memulai proses yang diperlukan guna memberi negara-negara Afrika akses mudah ke sejumlah besar vaksin melalui lembaga internasional - meskipun penyakit tersebut telah menjangkiti orang-orang di sana selama beberapa dekade.

"Proses itu bisa saja dimulai bertahun-tahun lalu," kata mereka, dikutip dari Reuters, Minggu (25/8/2024).

Mpox adalah infeksi cacar yang berpotensi mematikan. Adapun, penyakit ini menyebabkan gejala seperti flu dan lesi berisi nanah. Mpox menyebar melalui kontak fisik yang dekat.

Hal ini dinyatakan sebagai darurat kesehatan global oleh WHO pada 14 Agustus setelah varian baru, yang dikenal sebagai klade Ib, mulai menyebar dari Republik Demokratik Kongo ke negara-negara tetangga di Afrika.

Penantian panjang untuk persetujuan WHO bagi lembaga internasional untuk membeli dan mendistribusikan vaksin telah memaksa masing-masing pemerintah Afrika dan badan kesehatan masyarakat benua itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (Africa CDC), untuk meminta sumbangan vaksin dari negara-negara kaya.

Kenyataannya, proses yang rumit itu dapat gagal - seperti saat pandemi Covid lalu - jika negara-negara donor merasa mereka harus menyimpan vaksin untuk melindungi populasi mereka sendiri.

Helen Rees, anggota komite darurat mpox Africa CDC, dan direktur eksekutif Wits RHI Research Institute di Johannesburg, Afrika Selatan, menilai kondisi ini sangat memprihatinkan, setelah Afrika berjuang untuk mengakses vaksin dalam pandemi Covid, benua itu sekali lagi tertinggal.

Africa CDC memperkirakan benua ini membutuhkan 10 juta dosis untuk mengatasi wabah Mpox.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: WHO Pertimbangkan Status Darurat Akibat Wabah Mpox Di Afrika

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular