
WHO: Mpox Tak Separah Covid, Bisa Disetop!

Jakarta, CNBC Indonesia - Penyakit MonkeyPox (Mpox) disebut tidak separah Covid-19, yang sempat menjadi pandemi beberapa tahun lalu. Pakar terkemuka Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut pihak berwenang jelas tahu cara mengendalikan penyebaran Mpox.
Meskipun ada kekhawatiran nyata tentang varian baru virus tersebut, serta peringatan global, Direktur Regional WHO untuk Eropa Dr. Hans Kluge mengatakan masyarakat dapat bersama-sama dan harus mengatasi mpox.
"Apakah kita akan melakukan karantina wilayah di Eropa, apakah ini akan seperi Covid-19? Jawabannya jelas: 'tidak'," kata Kluge, menambahkan bahwa risiko penyebaran terhadap populasi umum rendah.
"Dua tahun lalu, kami mengendalikan mpox di Eropa berkat keterlibatan langsung dengan komunitas pria yang berhubungan seks dengan pria yang paling terdampak," kata Kluge, seperti dikutip BBC International, Minggu (25/8/2024).
"Pada tahun 2022, mpox menunjukkan kepada kita bahwa penyakit ini dapat menyebar dengan cepat ke seluruh dunia. Kita dapat, dan harus, mengatasi mpox bersama-sama - lintas wilayah dan benua," ujarnya.
Menurut Kluge, tindakan tegas sekarang, termasuk memastikan vaksin menjangkau daerah yang paling membutuhkan, dapat menghentikan siklus kepanikan dan pengabaian lainnya.
"Apakah kita akan memilih untuk menerapkan sistem untuk mengendalikan dan menghilangkan mpox secara global atau akankah kita memasuki siklus kepanikan lain, lalu mengabaikannya?" tambahnya.
Sementara itu, juru bicara WHO Tarik Jasarevic mengatakan WHO tidak merekomendasikan penggunaan masker untuk mpox. "Kami tidak merekomendasikan vaksinasi massal. Kami merekomendasikan untuk menggunakan vaksin di tempat-tempat wabah bagi kelompok yang paling berisiko," katanya.
Sebuah kasus varian baru, Clade Ib, dikonfirmasi muncul di Swedia pekan lalu dan dikaitkan dengan wabah yang berkembang di Afrika.
Mpox telah menewaskan sedikitnya 450 orang di Republik Demokratik Kongo (DRC), bekas Zaire, dalam beberapa bulan terakhir, terkait dengan Clade Ib.
Tidak ada kasus Clade Ib yang terlihat di Inggris, tetapi para ahli memperingatkan bahwa itu dapat menyebar kecuali tindakan internasional diambil. Varian yang berbeda, Clade II, menjadi penyebab wabah tahun 2022 yang awalnya memengaruhi Eropa dan terus beredar di banyak bagian dunia.
Virus yang menyebabkan demam dan ruam ini dapat menyebar melalui kontak kulit ke kulit dengan lesi, termasuk saat berhubungan seks.
Sekitar 100 kasus Clade II baru kini dilaporkan di kawasan Eropa setiap bulan. Pelancong ke daerah yang terkena dampak di Afrika telah disarankan untuk mempertimbangkan vaksinasi.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika sebelumnya mengatakan memiliki "rencana yang jelas" untuk mendapatkan 10 juta dosis vaksin bagi benua itu. DRC dan Nigeria akan mulai melakukan vaksinasi mulai minggu depan.
Produsen vaksin Denmark, Bavarian Nordic, akan mentransfer teknologinya ke produsen Afrika sehingga vaksin dapat dibuat secara lokal untuk meningkatkan pasokan dan mengurangi biaya, tambahnya.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 7 Tanda & Gejala Infeksi Virus Mpox yang Bisa Berakibat Fatal