Lengkap! Semua Tentang Mpox, Indonesia Wajib Waspada

Revo M, CNBC Indonesia
24 August 2024 20:30
Seorang petugas kesehatan menangani pasien mpox di sebuah pusat perawatan di Munigi, Kongo timur, Senin, 19 Agustus 2024. Kongo akan menerima dosis vaksin pertama untuk mengatasi wabah mpox minggu depan dari Amerika Serikat, kata menteri kesehatan negara itu pada Senin, beberapa hari setelah Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan wabah mpox di Afrika sebagai keadaan darurat global. (AP Photo/Moses Sawasawa)
Foto: Seorang petugas kesehatan menangani pasien mpox di sebuah pusat perawatan di Munigi, Kongo timur, Senin, 19 Agustus 2024. (AP/Moses Sawasawa)

Jakarta, CNBC Indonesia - MonkeyPox (Mpox) yang merupakan penyakit akibat virus monkeypox jadi pembahasan yang ramai. Kekhawatiran untuk menjadi the next pandemi yang membuat masyarakat takut.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan Mpox atau cacar monyet sebagai darurat kesehatan global, setelah wabah infeksi virus tersebut di Republik Demokratik Kongo menyebar ke negara-negara tetangga. Ini adalah kedua kalinya dalam dua tahun terakhir WHO mengeluarkan peringatan serupa.

Wabah ini dipicu oleh varian baru virus mpox, clade 1b, yang menimbulkan kekhawatiran global karena penyebarannya yang cepat dan minimnya informasi mengenai jenis ini. Penyakit ini menyebar melalui kontak dekat, termasuk kontak seksual.

Penyebaran Mpox ini telah menyebar ke berbagai penjuru dunia selain Kongo, seperti Swedia, Thailand, Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda.

Mpox di Kongo Hingga Indonesia

Dikutip dari BBC, kasus Mpox telah meningkat di negara Afrika tersebut selama beberapa dekade. Angka resmi dari WHO menunjukkan bahwa tahun ini terdapat hampir 8.000 kasus di DR Congo, termasuk 384 kematian yang hampir setengahnya terjadi pada anak-anak di bawah usia 15 tahun.

Kejadian wabah di provinsi South Kivu, dekat perbatasan dengan Rwanda, Burundi, dan Uganda, menimbulkan kekhawatiran khusus. Pengujian laboratorium terhadap sampel virus dari area tersebut baru-baru ini menemukan strain mpox baru, yang mengandung mutasi yang tampaknya membantu penyebarannya di antara manusia.

Di kota pertambangan Kamituga, di mana strain ini diperkirakan berasal di antara pekerja seks pada September 2023, kasus-kasus sedang meningkat. Mereka yang kini terinfeksi termasuk anak-anak sekolah, pekerja kesehatan yang merawat pasien mpox, dan seluruh rumah tangga.

Strain baru ini telah terdeteksi di beberapa kota sepanjang perbatasan, termasuk Goma, yang berbatasan dengan Rwanda. WHO mengatakan bahwa ini mewakili "risiko baru penyebaran lintas batas dan internasional yang dapat berpotensi meningkatkan risiko penyakit berat."

Sementara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengumumkan data kasus konformasi Monkeypox (Mpox) terbaru di Indonesia. Hingga Sabtu (17/8/2024), terdapat 88 kasus konfirmasi Mpox.

Secara rinci, kasus tersebar di DKI Jakarta sebanyak 59 kasus konfirmasi, Jawa Barat 13 kasus konfirmasi, Banten 9 konfirmasi, Jawa Timur 3 konfirmasi, Daerah Istimewa Yogyakarta 3 konfirmasi, dan Kepulauan Riau 1 konfirmasi.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 87 kasus telah dinyatakan sembuh. Jika dilihat tren mingguan kasus konfirmasi Mpox di Indonesia dari tahun 2022 hingga 2024, periode dengan kasus terbanyak terjadi pada Oktober 2023.

KemenkesFoto: Distribusi Kasus Mpox
Sumber: Kemenkes

Tingkat Kedaruratan Mpox

Plh. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, dr. Yudhi Pramono mengatakan bahwa saat ini pemerintah telah menetapkan Mpox sebagai Penyakit Emerging Tertentu Berpotensi Wabah. Maka dari itu, pemerintah akan memperketat jalur keluar masuk Indonesia.

dr. Yudhi mengatakan, pemerintah akan meningkatkan pengawasan terhadap orang, alat angkut, barang, dan lingkungan yang terdapat di pintu masuk negara, khususnya yang berasal dari negara terjangkit. Adapun, sejumlah negara yang terkonfirmasi terjangkit Mpox adalah Republik Demokratik Kongo dan lainnya di Benua Afrika.

"Meningkatkan surveilans penyakit Mpox di pintu masuk dan wilayah; meningkatkan koordinasi kesiapsiagaan dan respons dengan stakeholder terkait di pintu masuk negara dan di wilayah; serta meningkatkan edukasi dan komunikasi risiko bagi masyarakat di pintu masuk," jelas dr. Yudhi, dikutip dari keterangan resmi yang diterimaCNBC Indonesia, Jumat (23/8/2024).

Dilansir dari situs Kemenkes, pada umumnya, gejalampoxbersifat ringan dan dapat sembuh sendiri dalam beberapa minggu. Namun, pada beberapa orang dapat menyebabkan komplikasi dan kematian terutama pada anak-anak, hamil, dan gangguan sistem imun. Komplikasi dapat berupa infeksi kulit sekunder, pneumonia, gangguan kesadaran, dan masalah mata.

Terkait angka kematian/case fatality rate(CFR), CFR untuk clade I berada pada kisaran 5-10%, sedangkan untuk clade II<1%.

Tingkat penyebaran Mpox sendiri pun pada dasarnya tidak begitu cepat mengingat perlu adanya kontak dekat.

Dokter yang juga sekaligus epidemiolog, Dicky Budiman menyampaikan bahwa saat ini riset mengenai Mpox masih cukup minim karena berpuluh-puluh tahun menjadi penyakit yang neglected.

Dicky pun menegaskan bahwa bukan tidak mungkin ini akan terus berkembang dan bermutasi walaupun virus DNA (Mpox) tidak secepat RNA virus. Tetapi dengan adanya sikap pembiaran dan perilaku berisiko yang membuat ini infeksi terus merajalela bisa saja melahirkan satu infeksi yang lebih mematikan.

Dilansir dari CNA, Mpox baik strain lama maupun baru, bukanlah pandemi Covid-19 yang baru.

Direktur Regional WHO untuk Eropa, Hans Kludge mengatakan bahwa risiko bagi populasi umum adalah rendah.

Senada dengan Dicky, Dr. Leong Hoe Nam, seorang spesialis penyakit menular di Mount Elizabeth Novena Hospital, mengatakan kepada CNA bahwa mpox dan strain barunya "benar-benar memerlukan kontak langsung" untuk menyebar.

"Kamu tidak bisa tidak menyentuh (mpox), tetapi kamu tidak bisa tidak bernapas (COVID-19). Penularan melalui tetesan sangat tidak mungkin kecuali kamu berada sangat dekat dengan mulut atau hidung," katanya.

Gejala Orang yang Terkena Mpox

Berdasarkan laporan "Technical Report Mpox di Indonesia Tahun 2023" yang diterbitkan Kemenkes pada 2024, gejala Mpox pada kasus konfirmasi yang paling banyak dilaporkan, antara lain lesi, diikuti oleh demam, ruam, dan limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening).

Ruam pada penderita mpox biasanya dimulai dalam satu sampai tiga hari sejak demam. Ruam atau lesi pada kulit ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok.

Jumlah lesi pada satu orang dapat berkisar dari beberapa saja hingga ribuan. Ruam cenderung terkonsentrasi pada wajah, telapak tangan dan telapak kaki.

Gejala lainnya yakni nyeri tubuh, lemah, dan sakit kepala.

Oleh karena itu, siapa pun yang memiliki gejala Mpox atau yang telah melakukan kontak dengan seseorang yang terinfeksi mpox harus menghubungi atau mengunjungi fasilitas layanan kesehatan dan meminta saran tenaga kesehatan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation