
Tesla Pilih India, Jadi RI Kurang Seksi nih Mr. Elon Musk?

Tak bisa dipungkiri bahwa India adalah pasar otomotif yang besar. Sejak 2017, rata-rata produksi mobil di India hampir mencapai 28 juta unit per tahun. Rata-rata volume penjualannya pun berada kisaran 23-24 juta unit per tahun.
Volume produksi dan penjualan kendaraan roda empat di India terus meningkat. Namun akibat dilanda Covid-19 India memilih lockdown secara nasional. Alhasil, ekonominya terpuruk dan jatuh ke jurang resesi. Produksi dan penjualan mobil pun turun.
Namun sektor otomotif di India tak bisa dianggap remeh. Negara yang kini dipimpin oleh Perdana Menteri Narendra Modi tersebut juga dipertimbangkan oleh kalangan investor, terutama di sektor manufaktur.
Meski tidak sebesar China, total output manufaktur India masuk ke dalam jajaran top 10 global. Menurut data statistik PBB, setidaknya 3% dari total output sektor manufaktur global disumbang oleh India pada 2018.
India Brand Equity Foundation (IBEF) melaporkan aliran modal asing yang masuk ke sektor otomotif India dalam 20 tahun terakhir mencapai US$ 24,53 miliar. Selain itu IBEF juga menyebut bahwa India memiliki keunggulan dari segi biaya operasional pabrik otomotif.
Dalam laporan yang dipublikasikan pada Desember tahun lalu, IBEF menyebut bahwa perusahaan otomotif di India lebih hemat 10-25% ketimbang perusahaan otomotif di Eropa dan Amerika Latin.
Menambah katalis positif untuk membangun ekosistem mobil listrik di India adalah kebijakan pemerintah. Beberapa kebijakan yang mendukung untuk industri mobil listrik yang ditempuh pemerintah adalah dengan inisiatif untuk menurunkan emisi karbon.
Dari sisi fiskal, pemerintah India juga memberikan relaksasi pajak lewat aturan Goods & Service Tax (GST). Dalam reformasi aturan perpajakan yang baru, pajak yang dikenakan untuk kendaraan listrik dipangkas dari 12% ke 5%.
Dibalik potensi besar yang dimiliki India, bukan berarti tak ada tantangan sama sekali. Konsumen di India terkenal sangat price sensitive. Hal ini diungkapkan langsung oleh Direktur J.D Power, Atsushi Kawahashi.
"Sementara Tesla kemungkinan memiliki daya tarik yang besar di kalangan konsumen mobil India, tetapi tantangannya berat," kata Kawashashi kepada CNBC International.
"Pasar mobil India sangat memperhatikan harga dan nilai, dengan sekitar 70% penjualan di bawah 1 juta rupee (sekitar US$ 14.000)." imbuhnya.
Mengingat rangkaian produknya saat ini, Tesla kemungkinan akan memasuki segmen premium seperti Model 3 yang dijual sekitar US$ 40.000 di China. Menurut Kawashashi hal tersebut akan membuat target pasar Tesla di India menjadi lebih kecil daripada China di mana pabrik Tesla sudah ada di Shanghai, China.
Namun, meski konsumen India sangat sensitif terhadap harga, setiap orang yang mampu membelinya pasti menginginkannya. Agar India menjadi pasar yang besar berikutnya, kuncinya adalah harga mobil listrik Tesla harus berkisar di US$ 25.000, seperti yang dijanjikan oleh Elon Musk untuk 2024.
(twg/twg)