Naik Pitam! Militer Myanmar Jatuhi Dakwaan Kedua ke Suu Kyi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemimpin de-facto Myanmar Aung San Suu Kyi mendapatkan tuduhan kedua dari rezim militer. Suu Kyi didakwa dengan undang-undang manajemen bencana alam negara tersebut.
"Daw Aung San Suu Kyi telah didakwa dengan (pelanggaran) tambahan ... di bawah undang-undang Penanggulangan Bencana Alam," kata pengacaranya, Khin Maung Zaw kepada AFP pada Selasa (16/2/2021).
Sejak dia digulingkan dari kekuasaan, Suu Kyi telah didakwa berdasarkan undang-undang impor dan ekspor negara karena memiliki walkie-talkie di rumahnya.
Sebelumnya militer Myanmar dikabarkan masih akan menahan Suu Kyi hingga Rabu (17/2/2021) mendatang. Ia ditahan sampai sidang peradilan, dan tidak muncul pada hari Senin (15/2/2021) kemarin, seperti yang diperkirakan semula.
Suu Kyi, Presiden Win Myint, bersama petinggi partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) lainnya sudah ditahan sejak awal Februari, saat pengambilalihan militer menggulingkan pemerintah NLD dan mencegah pembentukan parlemen baru yang didominasi anggota NLD.
Tentara Myanmar mengambil alih kekuasaan dengan alasan tuduhan penipuan yang tidak berdasar dalam pemilihan 8 November yang dimenangkan oleh partai NLD secara telak. Komisi pemilihan sendiri telah menepis tuduhan tersebut.
Saat ini militer Myanmar yang dikenal dengan Tatmadaw itu mengumumkan bahwa negeri itu berada dalam status darurat selama setahun ke depan.
Akibatnya, masyarakat penentang kudeta beramai-ramai turun ke jalan menuntut agar kudeta dihentikan dan Suu Kyi dibebaskan. Aksi masa ini diiringi oleh keberingasan aparat keamanan. Dilaporkan seorang demonstran perempuan tertembak di bagian kepala dan saat ini dalam kondisi kritis.
Meski begitu, massa tetap melakukan aksinya. Beberapa dari mereka menyatakan siap bila terjadi pertumpahan darah yang serius.
Selain itu, militer Myanmar juga memblokir Facebook dan platform media sosial lainnya untuk memadamkan perbedaan pendapat soal kudeta. Pasca kudeta, Facebook, yang digunakan oleh sekitar setengah dari 53 juta orang Myanmar, dipakai platform utama untuk menentang kudeta dengan foto-foto kampanye pembangkangan sipil.
[Gambas:Video CNBC]
Rakyat Myanmar Tumpah ke Jalanan, Terbesar Sejak 2007
(dru)