Myanmar Kian Mencekam! Militer Sempat Padamkan Internet 8 Jam

Jakarta, CNBC Indonesia - Protes massa pro demokrasi kembali dilanjutkan di kota terbesar Myanmar, Yangon, pada Senin (15/2/2021). Rangkaian aksi telah berusia dua minggu setelah militer merebut kekuasaan via kudeta 1 Februari lalu.
Militer Myanmar juga dikabarkan telah meningkatkan tindakan keras kepada masyarakat. Salah satunya adalah 'pemadaman' internet selama 8 jam.
Livestream yang dibagikan oleh media Myanmar menunjukkan orang-orang berkumpul di berbagai bagian Yangon, karena 'pemadaman' Internet yang diberlakukan dalam semalam tampaknya terangkat.
NetBlocks, yang melacak gangguan Internet, mengatakan di Twitter bahwa konektivitas sedang dipulihkan, tetapi media sosial tetap dibatasi untuk banyak pengguna. Sistem dimatikan selama delapan jam dari jam 1 pagi waktu setempat (18:30 GMT).
"Dikonfirmasi: Penonaktifan internet yang mendekati total berlaku di #Myanmar mulai pukul 1 pagi waktu setempat; data jaringan waktu-nyata menunjukkan konektivitas nasional hanya pada 14% dari tingkat biasa setelah pemadaman informasi yang diperintahkan oleh negara," cuit @netblocks.
Beberapa jam kemudian, akun Twitter NetBlocks kembali mencuit mengenai keadaan internet di Myanmar.
"Pembaruan: Konektivitas internet sedang dipulihkan di #Myanmar dari jam 9 pagi waktu setempat; data jaringan menunjukkan konektivitas nasional meningkat ke tingkat biasa setelah pemadaman informasi; media sosial masih dibatasi untuk sebagian besar pengguna; durasi insiden ~ 8 jam," tulisnya.
Militer merebut kekuasaan pada 1 Februari, hari di mana parlemen Myanmar akan memulai sesi baru setelah pemilihan pada November, yang dimenangkan oleh Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).
Selain itu, militer juga menahan pendiri NLD dan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi serta anggota senior pemerintahannya. Para jenderal mengatakan mereka dipaksa melakukan kudeta karena dugaan kecurangan pemilu. Namun, KPU setempat menyatakan tidak ada bukti kecurangan dalam pemilu tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
Panas Kudeta Militer di Myanmar, Gimana Nasib Investasi RI?
(miq/miq)