Internasional

Kudeta Myanmar Makin Panas, Apa Kabar Aung San Suu Kyi?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
15 February 2021 15:35
A man holds up a large image of deposed Myanmar leader Aung San Suu Kyi with a sign that reads:
Foto: AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemimpin de-facto Myanmar Aung San Suu Kyi masih ditahan oleh militer hingga Rabu (17/2/2021) mendatang. Hal ini dikabarkan oleh pengacara Suu Kyi, Khin Maung Zaw.

Khin Maung Zaw mengatakan Suu Kyi akan ditahan sampai sidang pengadilan dan tidak akan muncul pada hari Senin (15/2/2021) ini. Ia pun hingga kini masih berupaya bertemu langsung dengan perempuan pemenang hadiah Nobel Perdamaian itu.

"Kami datang ke sini untuk menyerahkan surat kuasa kami dan berdiskusi dengan hakim distrik. Menurut dia, penahanan sampai tanggal 17 dan tidak hari ini," kata Khin Maung Zaw, dilansir dari Channel News Asia (CNA).

Lebih lanjut, Khin Maung Zaw mengatakan Suu Kyi akan ditampilkan melalui konferensi video dalam persidangan. "Apakah itu adil atau tidak, Anda dapat memutuskan sendiri," ujar Khin Maung Zaw lagi.

Sebelumnya, Suu Kyi, Presiden Win Myint dan sejumlah petinggi partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) ditahan sejak 1 Februari. Saat itu, militer menggulingkan pemerintah NLD dan mencegah pembentukan parlemen baru yang didominasi pasca kemenangan partai Suu Kyi di pemilu November 2020.

Tentara Myanmar mengambil alih kekuasaan dengan tuduhan kecurangan pemilu. Saat ini militer Myanmar yang dikenal dengan Tatmadaw itu mengumumkan bahwa negeri itu berada dalam status darurat selama setahun ke depan.

Akibatnya, masyarakat penentang kudeta beramai-ramai turun ke jalan menuntut agar kudeta dihentikan dan Suu Kyi dibebaskan. Total sudah 10 hari warga berdemo di sejumlah kota besar Myanmar.

Kemarin, militer bahkan dilaporkan menurunkan tank-tank lapis baja pada malam hari di kota-kota Myanmar, seperti Yangon, Myiiykyina dan Sittwe. Melansir Reuters, ini merupakan mobilisasi militer pertama di negara itu pasca kudeta dimulai.

Setelah kepungan militer, tengah malam, penduduk Myanmar melaporkan gangguan internet dan telekomunikasi yang tak bisa diakses sejak Senin dini hari. Tentara juga dikabarkan mengepung bandara internasional di Yangon pada malam hari, menurut seorang pilot, karena ratusan staf di departemen penerbangan mogok sejak 8 Februari.

Akibatnya empat pengawas lalu lintas udara ditahan dan sejak saat itu tak diketahui kabarnya. Kereta di beberapa bagian Myanmar juga setop beroperasi setelah pekerja menolak untuk pergi.

Militer juga disebut mengerahkan tentara ke sebuah pembangkit listrik di kota Kachin, wilayah Myitkyina. Pekerja pembangkit listrik dikabarkan berunjuk rasa dan menghalau tentara yang mereka asumsikan ingin memutus aliran listrik di pembangkit itu.

Militer disebut ingin menghalau aksi protes massal yang diinisiasi lewat sosial media. Dalam sebuah video, bahkan diperlihatkan militer menembaki massa untuk membubarkan pengunjuk rasa, meskipun tidak jelas apakah mereka menggunakan peluru karet atau tajam.

Junta pun telah memerintah seluruh warga yang mogok untuk bekerja kembali atau mereka akan bertindak. Penangkapan massal dilaporkan terjadi setiap malam di mana Sabtu lalu militer diberi kuasa besar untuk menahan dan menggeledah properti pribadi mereka yang dianggap membelot.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Makin Rusuh, Polisi Myanmar Bentrok dengan Massa Anti Kudeta

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular