Panas Kudeta Militer di Myanmar, Gimana Nasib Investasi RI?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
03 February 2021 14:27
Myanmar soldiers stand guard on a road in Naypyitaw, Myanmar, Tuesday, Feb. 2, 2021. Hundreds of members of Myanmar's Parliament remained confined inside their government housing in the country's capital on Tuesday, a day after the military staged a coup and detained senior politicians including Nobel laureate and de facto leader Aung San Suu Kyi. (AP Photo)
Foto: Kondisi Myanmar pascakudeta oleh militer (AP Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kudeta militer yang terjadi diĀ Myanmar tentunya memunculkan rasa kekhawatiran di benak para investor, termasuk didalamnya adalah investor-investor asal Indonesia.

Kendati demikian, Duta Besar RI untuk Myanmar Iza Fadri menyatakan para investor Indonesia tidak perlu khawatir akan kelangsungan bisnisnya di negara itu.

"Mungkin kita dapat lihat situasi di Myanmar ini tidak seperti di film-film artinya di beberapa negara ASEAN (Thailand) pun ternyata tidak ada perubahan fundamental dari segi ekonomi," ujar Iza dalam wawancara dengan CNBC Indonesia di program PROFIT, Rabu (3/2/2021).

Ia menilai produk Indonesia sangatlah diminati masyarakat Myanmar. Hal itu mendorong para investor tanah air berinvestasi di negara itu dengan membuka pabrik.

"Yang sudah berkembang adalah peternakan jadi di Myanmar ini perusahaan Indonesia Japfa Comfeed sangat berkembang hingga menguasai 35% pangsa pasar di Myanmar kemudian tadi juga kenapa Kalbe Farma tertarik adalah karena pangsa pasar untuk farmasi yang diproduksi Kalbe Farma cukup diminati masyarakat Myanmar," kata Iza.

Selain investasi, ia juga menyatakan bahwa volume perdagangan RI-Myanmar tergolong baik dengan volume lebih dari US$ 1 miliar (Rp 14 triliun) dan Indonesia berada di posisi surplus.



Kudeta yang dilakukan militer ini terjadi setelah berhari-hari ketegangan meningkat antara pemerintah sipil dan junta militer. Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Aung San Suu Kyi sebelumnya meraih kemenangan gemilang dalam pemilu 8 November lalu, pemilihan yang dianggap bebas dan adil oleh pengamat internasional sejak berakhirnya kekuasaan militer langsung pada tahun 2011.

Namun kelompok militer menilai terjadi kecurangan pemilih yang meluas meski sudah dibantah oleh komisi pemilihan. Hal ini telah menyebabkan konfrontasi langsung antara pemerintah sipil dan militer.

Dalam kudeta ini mantan Jenderal Komando militer Myanmar yang juga Wakil Presiden saat ini Myint Swe diangkat sebagai presiden hingga tahun depan.

Kudeta Myanmar ini juga menjadi perhatian beberapa negara asing termasuk Indonesia. Melalui laman resmi Kemenlu, Indonesia meminta para pihak-pihak untuk segera menahan diri agar terciptanya kondisi yang kondusif.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Makin Otoriter, Militer Myanmar Buru Pemrotes di Sosial Media

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular