Internasional

Bukan Kelelawar, Hewan Ini Asal Usul Corona Versi China

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
13 February 2021 20:07
Daging Salmon (AP/Ted S. Warren)
Foto: Daging Salmon (AP/Ted S. Warren)

Otoritas China mulai mencurigai bahwa produk makanan beku dapat bertanggung jawab atas penyebaran Covid-19 setelah wabah di pasar makanan grosir Beijing pada bulan Juni.

Para penyelidik awalnya bingung, tetapi kemudian melaporkan ditemukannya kesamaan genetik antara wabah dan sisa-sisa virus yang ditemukan pada salmon yang diimpor oleh sebuah perusahaan yang menjualnya ke salah satu stan di pasar terkait dengan infeksi awal.

Leo Poon Lit-man, kepala divisi ilmu laboratorium di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hong Kong, setuju bahwa bukti terkait hal ini sangat minim. "Sangat sulit untuk menilai risiko hanya berdasarkan beberapa insiden," katanya.

Menyusul wabah Beijing, otoritas China mengaitkan beberapa infeksi di negara itu dengan makanan impor.

Pada November di Tianjin, kota pelabuhan di timur laut China, para pejabat menyimpulkan bahwa kepala babi dari Amerika Utara telah menginfeksi dua pekerja, setelah menemukan virus yang mirip secara genetik di tanah di mana kepala babi secara tidak sengaja terjatuh. CDC Tianjin tidak mengatakan apakah kepala itu sendiri dinyatakan positif terkena virus.

Ikan kod di pelabuhan lain, Qingdao, tempat para peneliti mengisolasi virus "hidup" dari kemasan, juga di antara produk yang dianalisis dan ditunjuk sebagai penyebab wabah.

"Semua bintang harus sejajar," kata ahli virologi makanan Lee-Ann Jaykus, seorang profesor terkenal William Neal Reynolds di North Carolina State University.

Leo Poon Lit-man, kepala divisi ilmu laboratorium di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hong Kong, setuju bahwa ada kekurangan bukti.  

Meski begitu, sekitar 124 produsen makanan rantai dingin di 21 negara telah menangguhkan ekspor ke China, secara sukarela atau tidak, kata Administrasi Umum Kepabeanan China pada bulan lalu.

"Pembatasan Covid-19 terbaru di China pada produk makanan impor tidak didasarkan pada sains dan mengancam akan mengganggu perdagangan," kata Departemen Pertanian AS pada November.

Pada hari Selasa, AS mengatakan tidak akan menerima temuan WHO di Wuhan tanpa verifikasi independen.  "China belum memberikan transparansi yang diperlukan", kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price.

 

 

(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular