RI Relaksasi Pajak Mobil Besar-besaran, Negara Lain Juga Lho

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
12 February 2021 14:30
Dealer Penjualan Mobil (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Dealer Penjualan Mobil (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah kembali mengeluarkan insentif fiskal untuk menggerakkan roda perekonomian yang lesu akibat Covid-19. Kali ini pemerintah menetapkan keringanan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) kendaraan bermotor yang akan mulai berlaku mulai 1 Maret 2021 nanti. 

Insentif tersebut diberikan untuk kendaraan bermotor pada segmen kendaraan dengan cc < 1500 yaitu untuk kategori sedan dan 4x2. Pemberian insentif ini akan dilakukan secara bertahap selama 9 bulan, dimana masing-masing tahapan akan berlangsung selama 3 bulan.

Insentif PPnBM sebesar 100% dari tarif akan diberikan pada tahap pertama (Maret-Mei), lalu diikuti insentif PPnBM sebesar 50% dari tarif yang akan diberikan pada tahap kedua (Juni-Agustus), dan insentif PPnBM 25% dari tarif akan diberikan pada tahap ketiga (September-November).

Besaran insentif ini akan dilakukan evaluasi setiap 3 bulan. Instrumen kebijakan akan menggunakan PPnBM DTP (ditanggung pemerintah) melalui revisi Peraturan Menteri Keuangan (PMK), yang ditargetkan akan mulai diberlakukan pada 1 Maret 2021.  

Adanya insentif fiskal ini akan berdampak pada penurunan harga mobil. Setidaknya, untuk kategori 4x2 dengan cc < 1500.

Misal jika mobil Toyota Avanza memiliki PPnBM 10%, maka Avanza 1.3E MT dengan 1329 Cc yang saat ini memiliki banderol Rp 202,7 juta bisa mendapat potongan harga 20,27 juta. Calon konsumen hanya perlu membayar Rp 182,43 juta. Ini berlaku untuk periode Maret-Mei 2021.

Sementara untuk periode selanjutnya yaitu pada Juni-Agustus diskon harga mobil untuk jenis Avanza hanya 10 juta dan 5 juta untuk periode September-November. Penurunan harga diharapkan mampu mengerek naik permintaan oleh konsumen.

Apalagi mobil merupakan barang mewah yang dibeli dengan kredit. Penurunan suku bunga kredit oleh perusahaan pembiayaan maupun perbankan juga diharapkan dapat mendongkrak permintaan. 

Namun menurut Menko Perekonomian Airlangga Hartarto selain skema insentif PPnBM ini juga perlu dibarengi dengan kebijakan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menurunkan down payment (DP) menjadi nol persen dan harus ada penurunan ATMR Kredit (aktiva tertimbang menurut risiko) untuk kendaraan bermotor, yang akan mengikuti penerapan insentif penurunan PPnBM ini.

Akibat pandemi Covid-19, ekonomi Indonesia jatuh ke jurang resesi untuk pertama kalinya sejak tahun 1998. Daya beli masyarakat yang tergerus akibat penurunan pendapatan di tengah tingginya pengangguran dan kemiskinan membuat penjualan berbagai barang dan jasa menurun. 

Ketidakpastian ekonomi serta adanya pembatasan mobilitas publik membuat masyarakat kalangan menengah atas juga ikut mengerem diri untuk berbelanja. Mereka lebih memilih untuk menabung. Alhasil, penjualan kendaraan bermotor drop

Volume penjualan kendaraan roda empat drop 48% (year on year/ yoy) pada 2020. Total mobil yang terjual pada 2020 hanya 532.065 unit. Padahal di tahun sebelumnya bisa mencapai 1.030.126 unit. Ini menjadi volume penjualan terendah dalam 10 tahun terakhir. 

Pemerintah berharap, melalui insentif fiskal ini permintaan bakal terkerek naik. Utilitas pabrik mobil juga akan ikut naik. Output diharapkan bisa meningkat sebesar 81.752 unit dan diharapkan mampu menyumbang pemasukan negara sebesar Rp 1,62 triliun. 

Kenaikan produksi mobil diharapkan juga bakal mengerek industri pendukung lain yang masih dalam satu ekosistem. Apalagi industri otomotif yang termasuk ke dalam sektor manufaktur merupakan penyumbang output perekonomian nasional terbesar hingga hampir 20% PDB dan merupakan industri padat karya. 

Sebagai industri padat karya sektor otomotif banyak mempekerjakan karyawan. Menurut data Kementerian Perekonomian RI saat ini ada lebih dari 1,5 juta pekerja di sektor ini. 

Di tahun 2020 sektor industri pengolahan mencatatkan kontraksi sebesar 2,93% (yoy). Padahal di tahun sebelumnya sektor ini masih mampu tumbuh di angka 3,8% (yoy). Industri Alat Angkutan mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 19,86% disebabkan oleh penurunan produksi mobil dan sepeda motor serta perlengkapannya. 

Namun seiring dengan berjalannya waktu sektor manufaktur Indonesia juga terus membaik. Tercatat pada kuartal kedua tahun 2020 pertumbuhan PDB lapangan usaha pengolahan tercatat minus 6,18%. 

Kemudian kontraksi yang terjadi mengecil di kuartal ketiga dan keempat menjadi masing-masing sebesar -4,34% dan -3,14% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Stimulus khusus juga diberikan di sejumlah negara lain di dunia untuk industri otomotif selama pandemi. Seperti misalnya, pengurangan pajak penjualan sebesar 100% untuk CKD (mobil yang dirakit di dalam negeri) dan potongan hingga 50% untuk CBU (mobil yang dirakit di negara asalnya) yang dilakukan oleh Malaysia.

Kebijakan untuk mendongkrak pembelian mobil juga dilakukan oleh negara-negara Eropa yang ekonominya juga bergantung pada industri otomotif. Bantuan pemerintah di Prancis, Jerman dan Spanyol dialokasikan untuk mendongkrak penjualan mobil. Namun bukan sembarang mobil melainkan mobil listrik. 

Paket stimulus Covid-19 Prancis mencakup insentif hingga € 7.000 (sebelumnya € 6.000) saat membeli kendaraan listrik baterai (BEV). Pemerintah Jerman menggandakan insentif untuk BEV dan plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) sebagai bagian dari paket pemulihan ekonomi masing-masing menjadi € 6.000 dan € 4.500.

Bantuan keuangan dilengkapi dengan insentif yang ditawarkan oleh industri mobil sebesar € 3.000 untuk BEV dan € 2.250 untuk PHEV, dengan total hingga maksimum € 9.000 untuk BEV (sebelumnya € 6.000) dan € 6.750 untuk PHEV (sebelumnya € 4.500).

Paket pemulihan Jerman tidak termasuk subsidi apa pun untuk pembelian mobil bensin atau diesel baru. Sementara itu di Spanyol program bantuan pembelian mobil  mencakup bantuan keuangan hingga € 4,000 untuk BEV dan PHEV dengan jangkauan listrik minimum 90 km.

Well, meski bentuk insentif atau stimulusnya berbeda-beda tetapi industri otomotif menjadi salah satu sektor yang diprioritaskan apalagi jika ekonominya bertumpu pada sektor manufaktur. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular