Sempat Disorot Ahok, Kata Bos Pertamina Soal Kontrak Mozambik

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
10 February 2021 07:58
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia 2021. (Tangkapan Layar Youtube PerekonomianRI)
Foto: Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia 2021. (Tangkapan Layar Youtube PerekonomianRI)

Jakarta, CNBC IndonesiaPT Pertamina (Persero) mengkaji ulang rencana pembelian gas alam cair (LNG) dari Mozambique LNG1 Company Pte Ltd sebesar 1 juta ton LNG per tahun (MTPA) atau sekitar 17 kargo per tahun mulai akhir 2024 atau awal 2025 selama periode 20 tahun.

Hal ini dikarenakan terjadi penurunan permintaan gas, khususnya sejak pandemi Covid-19 melanda. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI, Selasa (09/02/2021) mengatakan jika tidak ada gugatan pada penjualan LNG dari Mozambik.


"Saya ingin menyampaikan gugatan itu tidak ada karena kontrak ini baru akan berjalan efektif pada 2025. Ini barangnya belum ada," tegasnya.

Dia mengatakan Pertamina me-review kembali demand ke depan agar nantinya tidak terjadi impact pada korporasi. Pengiriman LNG ini belum dimulai karena rencana pengirimannya tahun 2025. Pertamina akan melihat supply dan demand kedepannya.



Menurutnya sebelum akhirnya perseroan memutuskan membeli LNG dari Mozambik, perseroan telah melakukan penjajakan dengan beberapa pemasok LNG global seperti Petronas, Qatar Gas, BP, dan Total. Namun setelah evaluasi, perseroan memutuskan membeli dari Mozambik.

Nicke menjelaskan sejumlah pertimbangan mengapa perseroan memutuskan membeli LNG Mozambik pada dua tahun lalu itu. Pertimbangan pertama menurutnya yaitu dari sisi harga. Dia menyebut, harga LNG dalam kontrak ini kompetitif untuk jangka panjang.

"Kalau dari sisi harga, harganya cukup kompetitif untuk kontrak jangka panjang dibandingkan dengan kontrak yang sudah berjalan selama ini," tuturnya.

Pertimbangan kedua adalah fleksibilitas, baik dalam periode pengiriman maupun volume. Lalu, pertimbangan ketiga yaitu dari sisi keamanan pasokan. Menurutnya, banyak sumber LNG di Mozambik, sehingga bisa ada jaminan pasokan untuk jangka panjang.

Dia mengatakan, potensi cadangan gas di Mozambique LNG Area 1 ini mencapai 75 triliun kaki kubik (TCF).

Pertimbangan terakhir adalah adanya peluang kerjasama bisnis di antara kedua belah pihak, seperti jasa perawatan, investasi kapal, hingga kerja sama di bidang hulu migas.

Sebelumnya, menanggapi perjanjian jual beli LNG ini Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama, alias Ahok mengatakan pihaknya tengah melakukan audit secara internal.

"Kami sedang nunggu hasil internal audit," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Januari lalu, saat dikonfirmasi mengenai kabar perjanjian LNG yang diduga bermasalah tersebut.

Lebih lanjut dia mengatakan, pihaknya sedang memeriksa dua kontrak. Namun sayangnya, untuk detailnya Ahok enggan menceritakan. "Kami periksa dua kontrak" ujarnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Blak-blakan Bos Pertamina Soal Laba Rp 14 T & Reaksi Ahok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular