
Sudah Keliling Wuhan, WHO Gagal Tentukan Sumber Virus Corona

Jakarta, CNBC Indonesia - Peneliti yang diterjunkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ke Wuhan, China untuk menyelidiki dari hewan apa virus corona berasal gagal menemukan sumber virus itu. Selain itu, tim WHO juga mengesampingkan teori kebocoran laboratorium Wuhan.
Pakar luar negeri WHO, Peter Ben Embarek mengatakan, mengidentifikasi jalur hewan masih dalam proses, tidak adanya kelelawar di daerah Wuhan mengurangi kemungkinan penularan langsung. Hal ini menambah kemungkinan bahwa virus itu ditularkan spesies perantara.
"Ada penyebaran di antara orang-orang yang [di sana] dan tinggal dan bekerja dan mengunjungi Pasar Huanan sepanjang Desember. Bagaimana itu diperkenalkan dan menyebar di pasar masih belum diketahui. Kami memiliki peta dan telah memetakan seiring waktu penyebaran virus di antara kasus-kasus sebelumnya yang terkait dengan pasar. Kami memiliki gambaran di mana kasus-kasus tersebut terjadi di pasar," sebut Embarek dikutip dari AFP, Selasa (10/2).
Sementara itu ahli virologi WHO Marion Koopmans menyampaikan bahwa tes yang mereka lakukan belum mengungkapkan hal positif apapun di antara hewan di pasar makanan laut. Tetapi penelusuran ekstensif dari semua hewan dan produk di pasar menunjukkan ada beberapa spesies yang dipastikan rentan, seperti kelinci, atau diduga paling rentan, tikus bambu.
"Cara yang diartikan adalah dengan mengatakan, baiklah, jika mereka ada di sana maka mungkin ada hewan serupa di sana sebelumnya. Ini adalah titik masuk untuk penyelidikan pelacakan kembali. Beberapa pelacakan kembali ada di peternakan dan pedagang di daerah yang dikenal untuk menampung kelelawar dengan virus terkait terdekat. Ini benar-benar dilihat sebagai titik masuk untuk mengambil langkah berikutnya secara rasional dan mensurvei hewan di peternakan," imbuhnya.
Tak hanya dua ahli WHO, seorang ahli yang dikirimkan China dalam penyelidikan itu, Liang Wannian, menunjukkan bahwa 11.000 sampel hewan telah diuji dari babi, sapi, kambing, ayam, kambing, dan angsa di seluruh provinsi di China dari 2019-2020. Namun tidak ada yang dinyatakan positif Sars-Cov-2 atau Covid-19.
Namun satu hal yang pasti, tim WHO memastikan bahwa teori kebocoran dari laboratorium virologi di Wuhan merupakan sebuah teori yang mustahil.
"Hipotesis insiden laboratorium sangat tidak mungkin," kata Embarek seperti dikutip AFP seraya menambahkan "tidak ada dalam hipotesis yang akan kami sarankan untuk penelitian di masa mendatang".
Misi pengiriman peneliti ke Wuhan ini sebelumnya sempat diwarnai hambatan-hambatan diplomatik. Hal ini ditandai oleh kekhawatiran bahwa penelitian ini akan ditutup-tutupi, dengan Amerika Serikat menuntut penyelidikan "kuat" dan China membalas dengan peringatan untuk tidak "mempolitisir" penyelidikan.
Mantan presiden AS Donald Trump sering mengulangi teori kontroversial bahwa kebocoran laboratorium mungkin menjadi sumber pandemi. Sementara Beijing terus menolak teori itu dan sangat ingin menghilangkan kritik atas penanganannya terhadap tahap awal wabah yang dianggap kacau.
Sementara itu wartawan sebagian besar dirahasiakan dari kegiatan para ahli dan kunjungan mereka diawasi dengan ketat. Namun cuplikan temuan mereka menyebar melalui Twitter dan wawancara.
Diketahui kelompok peneliti itu menghabiskan hanya satu jam di pasar makanan laut di mana banyak kelompok infeksi pertama yang dilaporkan muncul lebih dari setahun yang lalu..
Selain itu penelitian yang lebih dalam dilakukan di institut virologi Wuhan di mana mereka menghabiskan hampir empat jam dan mengatakan mereka bertemu dengan ilmuwan China di sana termasuk Shi Zhengli, salah satu pakar virus corona kelelawar terkemuka China dan wakil direktur lab Wuhan.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ironi! India Dilanda 'Neraka' Corona, Warga Wuhan Berpesta