
Kini Dikaji Ulang, Ini Alasan Pertamina Impor LNG Mozambik

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) berencana melakukan pembelian gas alam cair (LNG) dari Mozambique LNG1 Company Pte Ltd sebesar 1 juta ton LNG per tahun (MTPA) atau sekitar 17 kargo per tahun mulai akhir 2024 atau awal 2025 selama periode 20 tahun.
Namun kini rencana pembelian LNG dari Mozambik tersebut tengah dikaji ulang karena menurunnya permintaan gas, terutama sejak pandemi Covid-19.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.
"Pertamina me-review kembali demand ke depan agar nantinya tidak terjadi impact pada korporasi. Ini belum dimulai. Kalaupun dikirim, rencananya 2025, kita akan lihat bagaimana supply demand nanti," tuturnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (09/02/2021).
Nicke pun menegaskan tidak ada gugatan kepada perseroan tentang pembelian LNG Mozambik ini.
"Saya ingin menyampaikan gugatan itu tidak ada karena kontrak ini baru akan berjalan efektif pada 2025. Ini barangnya belum ada," tegasnya.
Dia mengatakan, sebelum akhirnya perseroan memutuskan membeli LNG dari Mozambik, perseroan telah melakukan penjajakan dengan beberapa pemasok LNG global seperti Petronas, Qatargas, BP, dan Total. Namun setelah evaluasi, perseroan memutuskan membeli dari Mozambik.
Dia pun menjelaskan sejumlah pertimbangan mengapa perseroan memutuskan membeli LNG Mozambik pada dua tahun lalu itu. Pertimbangan pertama menurutnya yaitu dari sisi harga. Dia menyebut, harga LNG dalam kontrak ini kompetitif untuk jangka panjang.
"Kalau dari sisi harga, harganya cukup kompetitif untuk kontrak jangka panjang dibandingkan dengan kontrak yang sudah berjalan selama ini," tuturnya.
Pertimbangan kedua adalah fleksibilitas, baik dalam periode pengiriman maupun volume. Lalu, pertimbangan ketiga yaitu dari sisi keamanan pasokan. Menurutnya, banyak sumber LNG di Mozambik, sehingga bisa ada jaminan pasokan untuk jangka panjang. Dia mengatakan, potensi cadangan gas di Mozambique LNG Area 1 ini mencapai 75 triliun kaki kubik (TCF).
Dan terakhir, imbuhnya, adanya peluang kerja sama bisnis di antara kedua belah pihak, seperti jasa perawatan, investasi kapal, hingga kerja sama di bidang hulu migas.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Permintaan Gas Turun, Pertamina Kaji Ulang Impor LNG Mozambik