Internasional

Bak Candu, Myanmar & Sejarah Kudeta yang Terus Berulang

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
09 February 2021 14:04
Kondisi Myanmar pasca kudeta oleh militer
Foto: Puluhan pekerja migran Myanmar di Thailand berdemonstrasi di depan kedutaan besar Myanmar di Thailand, Senin (1/2/2021). Demo tersebut terkait kudeta militer yang sedang melanda negara asal mereka.

Kudeta pertama kali terjadi di Myanmar tahun 1962. Yakni 14 tahun setelah negara yang saat itu dikenal sebagai Burma, merdeka dari pemerintahan kolonial Inggris.

Tatmadaw di bawah Jenderal Ne Win menggulingkan pemerintah sipil. Ia memasang rezim otoriter terpusat yang menggabungkan unsur-unsur sosialisme dan nasionalisme.

Kudeta tersebut sebagian muncul dari kekhawatiran bahwa pemerintah sipil gagal untuk menindak keras gerakan etnis minoritas dan sayap bersenjata.

Kudeta Berdarah 888

Kudeta kedua dilakukan kembali oleh militer pada tahun 1988. Kala itu muncul demonstrasi berdarah besar-besaran di Myanmar yang dikenal sebagaiPemberontakan 8888.

Rakyat yang sudah muak dengan korupsi, arogansi kekuasaan, dan kegagalan ekonomi turun ke jalan untuk menuntut pemerintah yang kala itu masih dikuasai militer untuk mundur. Namun militer masih dapat menguasai kursi kekuasaan hingga pemilu 1990.

Dalam momen pemberontakan 8888 ini, Aung San Suu Kyi muncul sebagai aktivis pro demokrasi yang mencuri perhatian. Sosoknya yang merupakan anak pahlawan nasional dan mendapat pendidikan barat, menarik perhatian.

Ia kemudian mendirikan partai Liga Nasional NLD. Pada pemilu 1990,ketika junta militer mengatur pemilihan umum, NLD memenangkan 81% kursi di pemerintahan (392 dari 492).

Namun, junta militer menolak untuk mengakui hasil tersebut dan terus memerintah negara di Dewan Hukum Negara dan Restorasi Ketertiban. Suu Kyi dijadikan tahanan rumah hingga tahun 2010 saat militer sudah mulai turun dari tahta kekuasaan.

Berulang

Kali ini, peristiwa serupa pada tahun 1990 terjadi kembali. Pada Senin dini hari pekan lalu, Suu Kyi dilaporkan ditahan. Hal ini disampaikan langsung juru bicara NLD Myo Nyunt.

Wanita 75 tahun itu ditahan bersama Presiden Win Myint dan para pemimpin lainnya oleh kelompok militer. Hal ini terjadi setelah berhari-hari ketegangan meningkat antara pemerintah sipil dan junta.

Penahanan yang berujung kudeta itu dilakukan setelah berhari-hari ketegangan meningkat antara pemerintah sipil dan junta militer.

Pemimpin tertinggi Tatmadaw Jenderal Senior Min Aung Hlaing bersikeras bahwa kudeta militer adalah langkah yang dibenarkan.



(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular