INTERNASIONAL

Terungkap! Kim Jong Un & Iran Bersatu Buat Rudal

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
09 February 2021 13:14
In this photo provided by the North Korean government, North Korean leader Kim Jong Un waves as Kim attended a military parade, marking the ruling party congress, at Kim Il Sung Square in Pyongyang, North Korea Thursday, Jan. 14, 2021. Independent journalists were not given access to cover the event depicted in this image distributed by the North Korean government. The content of this image is as provided and cannot be independently verified. Korean language watermark on image as provided by source reads:
Foto: Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melambai saat Kim menghadiri parade militer di Lapangan Kim Il Sung di Pyongyang, Korea Utara Kamis, 14 Januari 2021. (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan adanya kerja sama Korea Utara (Korut) dan Iran dalam pengembangan rudal jarak jauh di 2020. Laporan tahunan itu dihasilkan oleh panel independen ahli PBB dan diserahkan ke Dewan Keamanan pada Senin (8/2/2021).

Menurut negara anggota yang tidak disebutkan namanya, Korut dan Iran telah memulai kembali kerja sama dalam proyek pengembangan rudal jarak jauh. "Kerja sama yang dilanjutkan ini dikatakan telah mencakup transfer suku cadang penting, dengan pengiriman terbaru terkait dengan hubungan ini berlangsung pada tahun 2020," tulis AFP melansir laporan tersebut.

Pakar juga memantau berbagai sanksi yang dijatuhkan pada Korut untuk mencoba memaksanya negeri Kim Jong Un menghentikan program senjata nuklir dan balistiknya. Laporan PBB mengonfirmasi bahwa Korut terus melanggar berbagai resolusi nuklir.

"Ini menghasilkan bahan fisil, memelihara fasilitas nuklir dan meningkatkan infrastruktur rudal balistiknya ... terus mencari bahan dan teknologi untuk program ini dari luar negeri," kata laporan ahli tersebut.

Para ahli juga menyelidiki kasus-kasus di mana Korut memperoleh kapal, menjual hak penangkapan ikan, dan terus mengekspor batu bara dengan melanggar sanksi. Namun, penutupan perbatasan Korut karena pandemi mungkin menghambat pengiriman tersebut.

Para ahli juga menemukan bahwa Korut terus mengimpor minyak sulingan lebih banyak daripada yang diizinkan di bawah batas 500.000 barel. "Kadang-kadang dengan menggunakan akal-akalan yang rumit," tulis laporan itu.

"Menurut citra, data, dan kalkulasi yang diterima dari suatu negara anggota selama periode 1 Januari hingga 30 September, pada tahun 2020 pengiriman ilegal ini beberapa kali melebihi batas agregat tahunan 500.000 barel," kata laporan itu.

Tahun lalu, seperti tahun sebelumnya, AS menampilkan citra satelit dan data untuk menunjukkan bahwa Korut melampaui kuota. China dan Rusia, pendukung utama Korut telah menolak klaim AS dan mengatakan impor minyak bumi jauh lebih kecil.

Sementara itu, Iran membantah kerjasama rudal semacam itu dengan Korut. Dalam balasan 21 Desember, Iran menyatakan informasi yang diberikan ke PBB palsu.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Israel, Ternyata Ini yang Ledakkan Tempat Nuklir Iran!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular