
Ekonomi RI 2020 Diramal -2,1%, Nggak Jelek-jelek Amat Lho...

Indonesia pun tidak imun dari virus corona. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan kasus corona perdana di Tanah Air pada awal Maret 2020. Selepas itu, jumlah pasien terus bertambah.
Per 3 Februari 2021, jumlah pasien positif corona di Indonesia adalah 1.111.671 orang. Bertambah 11.984 orang dibandingkan sehari sebelumnya. Sejak virus corona mulai mewabah, rata-rata pasien baru bertambah 3.279 orang per hari.
Indonesia juga menerapkan social distancing yang dalam kearifan lokal diberi nama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan ada pula Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Intinya sama, aktivitas dan moblitas masyarakat dibatasi.
Dampak ekonomi dari social distancing begitu terasa. Ekonomi yang 'mati suri' membuat Indonesia mengalami resesi untuk kali pertama dalam lebih dari 20 tahun.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) Tanah Air masih akan dihiasi oleh angka negatif. Pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2020 terhadap kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/QtQ) diperkirakan -0,395%.
Kemudian pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2020 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY) diperkirakan -2,145%. Kontraksi (pertumbuhan negatif) PDB selama dua kuartal atau lebih secara beruntun adalah definisi dari resesi.
Indonesia kemungkinan mengalami kontraksi ekonomi dalam tiga kuartal beruntun. Resesi belum mau pergi, Indonesia belum lulus dari ujian.
Sementara pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 diperkirakan -2,1%. Kalau terwujud, maka akan menjadi pencapaian terburuk sejak 1998, saat Indonesia sedang bergulat dengan krisis multi-dimensi yang menjadi pemicu tumbangnya rezim Orde Baru yang berkuasa selama lebih dari tiga dekade.
Institusi | Pertumbuhan Ekonomi Q IV-2020 (%QtQ) | Pertumbuhan Ekonomi Q IV-2020 (%YoY) | Pertumbuhan Ekonomi 2020 (%YoY) | Pertumbuhan Ekonomi 2021 (%YoY) |
CIMB Niaga | -1.14 | -2.9 | -2.3 | - |
Bank Danamon | 0.76 | -1.04 | -1.78 | 3.46 |
Mirae Asset | 0.03 | -1.75 | -1.96 | 4.15 |
ING | - | -2 | - | - |
Maybank Indonesia | -0.52 | -2.29 | -2.1 | 4.4 |
Citi | 1.2 | -0.6 | - | - |
BNI Sekuritas | -0.27 | -1.83 | -1.92 | 3.52 |
Moody's Analytics | 1.6 | -3.1 | -2.2 | - |
Bank Permata | -0.73 | -2.5 | -2.15 | - |
Standard Chartered | -1.68 | -0.64 | -1.68 | - |
BCA | - | -2.7 | - | - |
Bank Mandiri | -0.94 | -2.71 | -2.2 | 4.43 |
MEDIAN | -0.395 | -2.145 | -2.1 | 4.15 |
Namun Indonesia tidak sendiri. China menjadi satu-satunya negara besar yang mampu membukukan pertumbuhan ekonomi positif pada 2020. Sisanya tidak selamat.
Bahkan kalau betul ekonomi Indonesia pada 2020 terkontraksi di kisaran 2%, maka itu tidak jelek-jelek amat. Dibandingkan negara-negara Eropa, kontraksi 2% tidak ada apa-apanya.
Namun bukan berarti kita boleh puas. Bagaimana pun 2020 adalah masa lalu, yang penting adalah bagaimana ke depan. Jangan sampai hari esok sama saja dengan hari ini, apalagi lebih buruk.
Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat harus terus bekerja keras untuk sebisa mungkin memutus mata rantai pandemi. Pemerintah harus mempercepat vaksinasi agar semakin banyak orang yang memiliki kekebalan terhadap virus corona. Tidak lupa pula terus menggejot 3 T (testing, tracing, treatment).
Sementara masyarakat punya tugas untuk menjaga protokol kesehatan dengan melaksanakan 3 M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan). Hanya dengan ini pandemi bisa diakhiri dan ekonomi bisa 'berlari' lagi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)