Situasi Myanmar Mencekam, Bank Tutup & Warga Antre Tarik Duit

Jakarta, CNBC Indonesia - Semua bank di seluruh Myanmar ditutup Senin (1/2/2021). Ini terjadi pasca kudeta yang dilakukan militer terhadap pemimpin de facto Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint.
"Semua bank anggota Asosiasi Bank Myanmar akan menutup bank mereka mulai 1 Februari," ujar asosiasi sebagaimana dimuat AFP.
Asosiasi menyebut ini dikarenakan akses internet yang buruk. Sebelumnya dilaporkan pula bahwa gangguan telepon sempat terjadi.
Melansir Nikkei Asia, bank-bank itu telah meminta izin dari bank sentral untuk penutupan sementara. Hal ini menjadi perkembangan baru dari situasi Myanmar saat ini.
Selain itu dilaporkan pula bahwa kekacauan terjadi sekitar pukul 10.00 waktu setempat. Pasca penahanan Aung San Suu Kyi, militer mengumumkan status darurat nasional, menunjuk presiden baru dan pengembalian negara ke militer.
Nikkei Asia melaporkan terjadi antrean warga Yangon untuk menarik uang tunai dari rekening bank mereka. Sejumlah media juga melaporkan bagaimana tank-tank militer terlihat di ibu kota.
Sementara itu, Thailand melalui Ketua Kamar Dagang Chiangrai (daerah perbatasan Myanmar) Anurat Intorn, mengatakan semua daerah perbatasan ditutup dan aktivitas perdagangan disetop tanpa batas waktu.
"Kami bekerja dengan Tentara Kerajaan Thailand untuk bernegosiasi dengan pihak Myanmar, meminta mereka membantu bisnis untuk memindahkan mobil dan truk, yang membawa barang ke Myanmar untuk kembali ke Thailand," kata Anurat kepada Nikkei Asia.
Nilai perdagangan perbatasan Thailand di perbatasan Chiangrai bernilai sekitar 10,5 miliar baht atau sekitar Rp 4,9 triliun pada tahun 2020.
Sebelumnya, partai Suu Kyi Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) memenangkan pemilu yang dilakukan November lalu. Ini merupakan pemilu demokratis pertama Myanmar keluar dari cengkeraman militer yang berkuasa selama 49 tahun di negara itu, pada tahun 2011.
NLD menyapu bersih pemungutan suara. Hal itu memberi harapan Suu Kyi bisa memperbarui kontrak kekuasaan dengan masa jabatan lima tahun yang baru.
Tetapi militer selama berminggu-minggu mengeluh bahwa pemilihan penuh kecurangan. Militer mengklaim telah mengungkap lebih dari 10 juta contoh penipuan pemilih.
Mereka menuntut komisi pemilu yang dikelola pemerintah merilis daftar pemilih untuk pemeriksaan silang. Pekan lalu, panglima militer Jenderal Min Aung Hlaing, orang paling kuat di negara itu, mengatakan konstitusi 2008 negara itu bisa "dicabut" dalam keadaan tertentu.
Pernyataan Min Aung Hlaing, datang saat rumor kudeta marak. Ini meningkatkan ketegangan di dalam negeri dan mendapat peringatan dari lebih dari selusin kedutaan asing dan PBB.
Sebelumnya Myanmar mengalami kudeta dua kali sejak kemerdekaan dari Inggris tahun 1948. Yakni tahun 1963 dan 1988.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Breaking News: Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi Ditahan
