Internasional

RI Respons Resmi Kudeta Myanmar & Penahanan Aung San Suu Kyi

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
01 February 2021 12:55
cover topik/kudeta Militer Myanmar_luar/Aristya Rahadian
Foto: cover topik/kudeta Militer Myanmar_luar

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia akhirnya buka suara mengenai  kudeta yang terjadi di tetangga sesama ASEAN, Myanmar. Melalui laman resmi Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Indonesia meminta semua pihak untuk menahan diri agar terciptanya kondisi yang kondusif.

Berikut isi pernyataan resmi Kemlu RI:

1. Indonesia sangat prihatin atas perkembangan politik terakhir di Myanmar.

2. Indonesia mengimbau penggunaan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Piagam ASEAN, diantaranya komitmen pada hukum, kepemerintahan yang baik, prinsip-prinsip demokrasi dan pemerintahan yang konstitusional.

3. Indonesia juga menggarisbawahi bahwa perselisihan-perselisihan terkait hasil pemilihan umum kiranya dapat diselesaikan dengan mekanisme hukum yang tersedia.

4. Indonesia mendesak semua pihak di Myanmar untuk menahan diri dan mengedepankan pendekatan dialog dalam mencari jalan keluar dari berbagai tantangan dan permasalahan yang ada sehingga situasi tidak semakin memburuk.

Sebelumnya Militer Myanmar memutuskan untuk menerapkan keadaan darurat selama setahun ke depan. Ini terjadi pasca pemimpin de facto Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint ditetapkan sebagai tahanan rumah.

Langkah ini merupakan puncak ketegangan setelah berhari-hari pemerintah sipil dan junta militer terjebak dalam pertikaian pasca pemilu. Pemilihan November 2020, yang dimenangkan partai pimpinan Aung San Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), dituding penuh kecurangan oleh militer.

Padahal pemilihan ini diapresiasi internasional sebagai pemilu terbaik sejak berakhirnya kekuasaan junta tahun 2011. Hal ini telah menyebabkan konfrontasi langsung antara pemerintah sipil dan militer.

Selain Indonesia, negara barat seperti Australia dan Amerika Serikat (AS) juga bereaksi mengenai penahanan Suu Kyi. Mereka mengaku prihatin dengan laporan tersebut dan mendesak militer Myanmar untuk menghormati supremasi hukum.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Update Kudeta Suu Kyi: Myanmar Presiden Baru, Kembali Militer

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular