Dampak Pandemi

Ada Imbauan Imlek Tak Jalan-Jalan, Pengusaha Hotel Sedih!

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
01 February 2021 11:50
Ilustrasi Klenteng. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Klenteng. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Memasuki Februari 2021, kalangan industri pariwisata semula berharap bisa tetap hidup dari momen imlek yang jatuh pada 12 Februari pekan depan. Namun, sepertinya harapan itu bakal tidak berbuah banyak karena momen imlek tahun ini berbeda dengan tahun-tahun biasanya.

"Tadinya harapan kita di Imlek, karena kita tahu dari komunitas orang-orang Tionghoa masih ada lah, walau nggak banyak potensi simpanan uang, karena mereka kan pedagang masih ada lah simpanan uang untuk jalan-jalan," kata Wakil Ketua Umum Destinasi Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Johnnie Sugiarto kepada CNBC Indonesia, Senin (1/2/21)

Namun, pelaku usaha pariwisata menghadapi kondisi yang bertambah sulit setelah keluarnya imbauan dari beberapa organisasi masyarakat Tionghoa, yakni himbauan untuk tidak merayakan imlek secara fisik pada hari Minggu kemarin. Alhasil, harapan yang semula bisa sedikit demi sedikit bangkit kita mesti menunggu kembali di momen libur selanjutnya.

"Di hampir semua komunitas Tionghoa mengeluarkan imbauan-imbauan untuk imlek tidak pergi kemana pun, baru saja keluar dari PSMTI (Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia), INTI (Perhimpunan Indonesia Tionghoa), dari semua Ormas Tionghoa keluarkan imbauan untuk nggak rayakan Imlek," sebut Johnnie.

Kondisi ini sangat berbeda jika membandingkannya dengan tahun-tahun sebelum ada pandemi, saat momen imlek tempat umum seperti restoran dan hotel penuh dengan perayaan, bahkan tidak sedikit yang full reservasi. Johnnie menggambarkan bagaimana saat itu ada beberapa masyarakat cukup kesulitan untuk mendapatkan tempat demi perayaan. Namun, kondisinya jauh berbeda dengan tahun ini.

"Tadinya merayakan Imlek 15 hari dari hari pertama sampai hari ke 15, sama seperti Muslim abis lebaran ada halal bi halal, itu ramenya di restoran-restoran, budayanya udah agak geser, dulu kunjungi rumah orang di rumah-rumah, sekarang bikin Cap Go Meh kumpulin di hotel restoran, itu biasanya full booked sampai hari ke-15, persis kaya hotel di Jakarta ketika halal bi halal, dari Kementerian mengundang, dan lainnya juga ngundang," paparnya.

Hal ini juga sejalan dengan Perayaan Imlek Nasional di tahun ini, dimana ada perubahan besar-besaran dari sistemnya, jika biasanya ada acara besar yang berlangsung di Ji Expo Kemayoran hingga ICE BSD, tahun ini berubah total.

"Tahun kemarin di ICE BSD yang datang 20 ribu orang, selalu setiap tahunnya Presiden yang datang. Tahun ini bukan perayaan imlek tapi judulnya peringatan, judulnya diganti dan tahun ini diadakan secara virtual," sebutnya. 


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bisnis Hotel Baru Mau Napas, Eh Omicron Ngamuk!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular