Restrukturisasi Kredit di BNI Capai Rp 102,4 T

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
29 January 2021 18:30
BNI di 2020 Cetak Laba Bersih Rp 3,3 Triliun (CNBC Indonesia TV)
Foto: BNI di 2020 Cetak Laba Bersih Rp 3,3 Triliun (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mencatatkan total restrukturisasi kredit dengan stimulus Covid-19 sebesar Rp 102,4 triliun atau 18,6% dari total pinjaman, hingga akhir 2020.

Rinciannya, berdasarkan segmen bisnis, restrukturisasi kredit diberikan kepada segmen Korporasi sebesar Rp 44,2 triliun, segmen Menengah Rp 21 triliun, segmen Kecil Rp 28 triliun, dan Rp 9,2 triliun untuk segmen Konsumer.

Sebagian besar debitur yang mendapatkan fasilitas restrukturisasi pinjaman berasal dari sektor manufaktur 27,0% atau sekitar Rp 27,6 triliun; sektor perdagangan, restoran dan hotel sebesar 15,4% atau sekitar Rp 15,8 triliun; dan sektor pertanian sebesar 12,6% atau sekitar Rp 12,9 triliun. Ketiga sektor ini terdampak paling parah oleh pandemi dan merupakan 55% dari total pinjaman yang direstrukturisasi karena Covid-19.

Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini menjelaskan hanya sebagian kecil dari debitur yang direstrukturisasi yang tidak bisa memenuhi kewajibannya. Jumlahnya 1,4% dari total kredit yang direstrukturisasi.

"Kami sudah melakukan penyesuaian collectibilitas di Desember. Perpanjangan restrukturisasi positif, debitur butuh waktu lebih panjang untuk recovery bisnis. Kami juga akan melakukan asesmen berkala untuk memonitor perkembangan untuk mengantisipasi pemburukan kredit," jelasnya dalam konferensi pers laporan keuangan 2020, Jumat (29/1/2020).

BNI mencatatkan laba bersih konsolidasi sepanjang tahun lalu mencapai Rp 3,3 triliun atau terkontraksi 78,54% dari tahun 2019 sebesar Rp 15,38 triliun.

"Kami di BNI sepanjang tahun lalu memacu diri agar 2021 menjadi lebih baik dengan membuat lompatan bisnis. Langkah yang kami lakukan, perseroan dapat hasil menggembirakan, pemulihan lebih cepat terwujud," kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar.

Perseroan dapat merealisasikan pendapatan non bunga atau fee based income sebesar Rp 11,9 triliun atau tumbuh 4,5% dibandingkan periode yang sama tahun 2019, serta dapat melakukan efisiensi biaya operasional yang hanya tumbuh 2,2% YoY.

Kedua hal ini menjadi sasaran utama perusahaan selama masa pandemi untuk meredam tekanan pendapatan bunga yang turun 4,0% YoY dalam rangka pemberian stimulus restrukturisasi kredit kepada para debitur yang terdampak oleh pandemi, serta berkontribusi pada pencapaian pertumbuhan laba sebelum provisi dan pajak (PPOP) sebesar Rp 27,8 triliun pada akhir 2020.

Bekal PPOP tersebut menambah ruang bagi BNI untuk memupuk pencadangan yang memadai dalam menghadapi tantangan perekonomian di masa mendatang dan juga memberikan kekuatan untuk meminimalisir volatilitas keuntungan perseroan.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kinerja Cemerlang, BNI Terus Didorong Go Internasional

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular