Internasional

Suu Kyi Resmi Ditahan, Ini Situasi Terkini Myanmar

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
01 February 2021 10:08
Myanmar’s leader Aung San Suu Kyi attends the ASEAN-China Summit in Singapore November 14, 2018. REUTERS/Edgar Su
Foto: Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi menghadiri KTT ASEAN-China di Singapura pada 14 November 2018. REUTERS / Edgar Su

Jakarta, CNBC Indonesia - Myanmar sedang dalam kondisi eskalasi politik yang panas. Junta militer negara itu menangkap pemimpin de facto Aung San Suu Kyi dan presiden dalam kudeta yang terjadi Senin (1/2/2021) dini hari.

Eskalasi dramatis ini terjadi setelah berminggu-minggu ketegangan meningkat antara pemerintah sipil dan militer, setelah hampir lima decade. Militer menuding partai Suu Kyi yang memenangkan Pemilu 2020, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), curang.

Militer bahkan mengisyaratkan dapat merebut kekuasaan untuk menyelesaikan klaim mereka tersebut. Suu Kyi ditangkap bersama Presiiden Win Myint ditahan di ibu kota Naypyidaw.

"Kami mendengar mereka diambil militer," kata Juru Bicara NLD Myo Nyunt kepada AFP.

"Dengan situasi yang kita lihat terjadi sekarang, kita harus berasumsi bahwa militer sedang melakukan kudeta."

Di tempat lain, menurut sumber partai Menteri Utama Negara Bagian Karen dan beberapa menteri regional lainnya juga ditahan. Ini tepat pada hari ketika parlemen baru akan mengadakan sidang pertamanya.

Sementara itu, jaringan komunikasi dibatasi di Myanmar. Beberapa jaringan telepon seluler diputus. Nomor telepon di ibu kota juga tak bisa dihubungi.

NetBlocks Internet Observatory, jaringan organisasi non pemerintah melacak pemblokiran internet, melaporkan gangguan parah di Myanmar. Gangguan telekomunikasi, yang dimulai sekitar pukul 03:00 pagi, memiliki dampak subnasional yang signifikan.

"Dikonfirmasi: Internet terganggu di #Myanmar di tengah pemberontakan militer dan laporan penahanan kepemimpinan sipil. Data jaringan waktu nyata menunjukkan konektivitas nasional turun ke 75% dari tingkat biasa dari pukul 3:00 waktu setempat; insiden sedang berlangsung" cuit NetBlocks dalam akun Twitternya.

Data teknis menunjukkan pemotongan akses internet hingga 25% yang mempengaruhi beberapa operator jaringan termasuk Myanmar Post and Telecommunications (MPT) milik negara dan operator internasional Telenor. Tak hanya jaringan internet, stasiun kantor berita nasional Myanmar juga dilaporkan tidak menayangkan penangkapan Suu Kyi dengan alasan "masalah teknis".

Pemungutan suara di Myanmar di lakukan November lalu. Ini merupakan pemilu demokratis pertama Myanmar keluar dari cengkeraman militer yang berkuasa selama 49 tahun di negara itu, pada tahun 2011.

NLD menyapu bersih pemungutan suara. Ini memberi harapan Suu Kyi (75) bisa memperbarui kontrak kekuasaan dengan masa jabatan lima tahun yang baru.

Tetapi militer selama berminggu-minggu mengeluh bahwa pemilihan penuh kecurangan. Militer mengklaim telah mengungkap lebih dari 10 juta contoh penipuan pemilih.

Mereka menuntut komisi pemilu yang dikelola pemerintah merilis daftar pemilih untuk pemeriksaan silang. Hal ini belum dilakukan oleh komisi tersebut.

Pekan lalu, panglima militer Jenderal Min Aung Hlaing, orang paling kuat di negara itu, mengatakan konstitusi 2008 negara itu bisa "dicabut" dalam keadaan tertentu. Pernyataan Min Aung Hlaing, datang saat rumor kudeta marak.

Ini meningkatkan ketegangan di dalam negeri dan mendapat peringatan dari lebih dari selusin kedutaan asing dan PBB. Sebelumnya Myanmar mengalami kudeta dua kali sejak kemerdekaan dari Inggris tahun 1948, tahun 1963 dan 1988.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Breaking! Myanmar Kudeta, Militer Umumkan Darurat Setahun

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular