Harga Kedelai Dunia Naik Lagi, Pasokan Disebut Masih Aman

Lidya Julita S., CNBC Indonesia
31 January 2021 21:30
Pekerja beraktivitas di Rumah Produksi Tahu di kawasan Jakarta, Senin (4/1/2021). Produksi tahu di lokasi ini kembali dilanjutkan setelah beberapa hari belakangan mogok akibat naiknya harga kedelai yang mencapai Rp9.200 per kilogram dari harga normal Rp72.00 per kilogram. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Pekerja beraktivitas di Rumah Produksi Tahu di kawasan Jakarta, Senin (4/1/2021). Produksi tahu di lokasi ini kembali dilanjutkan setelah beberapa hari belakangan mogok akibat naiknya harga kedelai yang mencapai Rp9.200 per kilogram dari harga normal Rp72.00 per kilogram. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memastikan stok kedelai sampai saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional, sehingga kedelai akan tetap tersedia di industri pengrajin tahu dan tempe.

Dengan demikian, pengrajin bisa terus berproduksi untuk memenuhi kebutuhan tahu dan tempa masyarakat di tengah kenaikan harga kedelai impor.

"Kenaikan harga kedelai di tingkat pengrajin tahu dan tempe tersebut merupakan dampak pergerakan harga kedelai dunia sejak pertengahan tahun lalu hingga sekarang," ujar Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Syailendra melalui keterangan resmi Kementerian, Minggu (31/01/2021).

Berdasarkan data Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai dunia pada Desember 2020 masih sebesar US$ 13,12/bushels untuk penyediaan pada Januari 2021. Pada saat ini, harganya telah naik 4,42% menjadi US$ 13,7/bushels untuk penyediaan kedelai pada Februari.

Meski demikian, diharapkan harga kedelai dunia dapat segera terkoreksi menurun pada periode selanjutnya.

Menurutnya, saat ini harga kedelai impor di tingkat pengrajin tahu dan tempe secara umum berada di kisaran Rp 9.100/kg - Rp 9.200/kg. Adapun harga kedelai impor pada bulan Februari diperkirakan menjadi berkisar Rp 9.500/kg di tingkat pengrajin tahu dan tempe.

Selain itu, akan dapat terjadi penyesuaian kembali harga tahu yang sebelumnya Rp 600/potong menjadi berkisar Rp 650/potong dan harga tempe yang sebelumnya Rp 15.000/kg menjadi berkisar Rp 16.000/kg.

Lanjutnya, kenaikan harga kedelai dunia yang mencapai 30% sebelumnya terjadi mulai paruh kedua hingga akhir 2020. Hal itu berdampak pada penyesuaian harga tahu dan tempe di pasar yang naik menjadi rata-rata 20%.

"Penyesuaian harga tahu dan tempe di pasar merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Sebabnya, mayoritas kebutuhan kedelai Indonesia masih dipenuhi melalui impor dan dipengaruhi pergerakan harga kedelai dunia yang berdampak pada harga bahan baku kedelai untuk tahu dan tempe di Indonesia," jelasnya.

Selanjutnya, Kemendag akan memantau dan mengevaluasi pergerakan harga kedelai dunia baik ketika terjadi penurunan ataupun kenaikan harga, guna memastikan harga kedelai di tingkat pengrajin tahu dan tempe serta harga tahu dan tempe di pasar masih pada tingkat yang wajar.

Ia juga mengimbau para importir yang memiliki stok kedelai untuk terus memasok kedelai secara berkelanjutan kepada pengrajin tahu dan tempe anggota Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), baik di Puskopti provinsi maupun Kopti kabupaten/kota seluruh Indonesia.

"Diharapkan produksi tahu dan tempe tetap terus berjalan dan masyarakat masih tetap mendapatkan tahu dan tempe dengan harga terjangkau," tegasnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Kedelai Selangit Bikin Produsen Tahu-Tempe Menjerit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular