Properti Kala Pandemi

Please, Pengembang Tak Perlu Untung Gede, Turunin Harga Rumah

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
27 January 2021 13:50
Awal Desember 2017, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat capaian Program Satu Juta Rumah sebanyak 765.120 unit rumah, didominasi oleh pembangunan rumah bagi  masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebesar 70 persen, atau sebanyak 619.868 unit, sementara rumah non-MBR yang terbangun sebesar 30 persen, sebanyak 145.252 unit.
Program Satu Juta Rumah yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, sekitar 20 persen merupakan rumah yang dibangun oleh Kementerian PUPR berupa rusunawa, rumah khusus, rumah swadaya maupun bantuan stimulan prasarana dan utilitas (PSU), 30 persen lainnya dibangun oleh pengembang perumahan subsidi yang mendapatkan fasilitas KPR FLPP, subsisdi selisih bunga dan bantuan uang muka. Selebihnya dipenuhi melalui pembangunan rumah non subsidi oleh pengembang.
Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mengungkapkan, rumah tapak masih digemari kelas menengah ke bawah.
Kontribusi serapan properti oleh masyarakat menengah ke bawah terhadap total penjualan properti mencapai 70%.
Serapan sebesar 200.000 unit ini, akan terus meningkat pada tahun 2018 menjadi 250.000 unit.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Riset Colliers International menjelaskan, sektor properti Indonesia masih punya potensi untuk merangkak naik di tahun 2021. Namun, pengembang harus melakukan penyesuaian salah satunya soal pemotongan harga produk mereka.

Steve Atherton, Head of Capital Market & Investment Services of Colliers International Indonesia, mengingatkan harga properti harus disesuaikan, jika berkaca dari beberapa faktor realistis yang terjadi di lapangan saat ini.

"Alasan kenapa pengembang properti harus melakukan pemotongan harga adalah untuk menjaga level minimum margin keuntungan perusahaan. Ke depannya target pendapatan memang harus disesuaikan mengingat saat ini kondisi ekonomi negara yang belum pulih. Oleh karena itu penyesuaian harga tanah perlu dilakukan," kata Steve, dalam pernyataannya Rabu (27/1).

Jika tidak, baik penjualan maupun sewa guna usaha (leasing) akan lebih lambat dari tahun-tahun sebelumnya.

Di tengah kondisi yang sedang tidak berpihak ini tetap ada peluang yang bisa dimanfaatkan oleh para pengembang properti. Pertama adanya kesempatan untuk meningkatkan modal. Ini bisa dilakukan oleh pengembang dengan tim lokal atau yang memang berdomisili di Indonesia untuk mulai proyek pengembangan lahan baru.

Hal ini bisa memanfaatkan kondisi adanya larangan bepergian bagi pemangku kepentingan asing. Sehingga keputusan bisa dibuat oleh tim lokal.

Peluang lainnya adalah kondisi para investor yang mulai kembali masuk ke pasar. Masih banyak investor di luar sana yang tertarik untuk masuk ke pasar properti Indonesia. Jika ini terus terjadi maka akan makin banyak aliran dana yang masuk dan bisa dijadikan modal oleh pengembang.

Apalagi ditambah dengan hadirnya DIRE (Dana Investasi Real Estate) yang menawarkan kesempatan untuk publik melakukan investasi di institusi real estate besar di mana mereka bisa membeli saham bangunan, tanah, gedung, perkantoran, hotel, apartemen, rumah sakit atau membeli portfolio dari beragam jenis aset institusi besar lainnya.

"Karena tidak hanya ekonomi Indonesia yang lesu, tapi global pun melambat. Karena itu, pasar investasi Indonesia sangat bergantung pada investor domestik, baik dari sisi nilai aliran dana maupun jumlah proyek yang akan dikembangkan," tambah Monica Koesnovagril, Head of Advisory Services of Colliers International Indonesia.

Dominasi dari investasi domestik di Indonesia ini memang terlihat sudah menguat sejak kuartal tiga 2021 lalu yang mencapai 51% dari data yang dirilis oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

"Dari angka ini terlihat bahwa perusahaan domestik masih melihat peluang untuk berinvestasi kami perkirakan dominasi domestik ini akan terus berlangsung hingga 2 - 3 tahun mendatang," tutup Monica.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nah, Pandemi Picu Tren Orang 'Lari' Beli Rumah Pinggir Kota

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular