
Lho! Penggunaan Energi Fosil Ternyata Bantu Hijaukan Bumi

Mengutip ECMWF, sebuah lembaga yang bernaung di bawah Uni Eropa untuk memonitor aktivitas manusia terkait emisi karbon dioksida (CO2), sebanyak 87% emisi CO2 buatan manusia berasal dari pembakaran energi fosil seperti batu bara, BBM, dan gas alam.
Inilah yang menjadikan batu bara menjadi bulan-bulanan aktivis anti pemanasan global dan juga aktivis lingkungan, atas tuduhan bahwa pembangkit listrik berbasis fosil menjadi biang keladi kenaikan tingkat CO2 yang memicu efek rumah kaca.
Namun, sebagaimana ekses dari peradaban manusia, selalu ada dua sisi dalam setiap produk modern. Di tengah makin gencarnya kampanye negatif terhadap energi fosil, terutama batu bara, studi terbaru juustru menemukan bahwa CO2 dan batu bara tak melulu buruk dan merusak.
Pada dasarnya, CO2 merupakan salah satu senyawa kimia yang penting untuk mendukung kehidupan dan tumbuhan. Produksi karbon dioksida akibat aktivitas manusia (anthropogenic CO2) sebenarnya memiliki manfaat untuk mendukung vegetasi.
Hal tersebut baru dikemukakan belakangan ini, dalam riset berjudul "Higher than Expected CO2 Fertilization Inferred from Leaf to Global Observation"(2019). Laporan yang disusun ilmuwan asal Australia dan Selandia Baru ini menyimpulkan bahwa aktivitas fotosintesis di bumi meningkat 31+ 5% sejak tahun 1900.
![]() |
Dalam penelitiannya, tim yang dipimpin Vanessa Haverd, pemegang gelar Phd dari Universitas Oxford mengidentifikasi kenaikan kadar CO2 menjadi faktor dominan dari perubahan proses fotosintesis. Dari situ, dia mengukur tingkat pengikatan karbon di tumbuhan dan membandingkannya secara historis.
"Kami merekonsiliasi tren konstrain atmosfer global dan di tingkat daun dalam aktivitas biosfer yang menjadi model untuk mengungkap efek pemupukan CO2 global pada fotosintesis sebesar 30% sejak tahun 1900, atau 47% atau dua kali lipat dari level karbon era pra-industri," tulisnya dalam laporan riset tersebut.
Temuan riset tersebut mengonfirmasi studi sebelumnya yang terbit pada 2016, berjudul "The Positive Impact of Human CO₂ Emissions on the Survival of Life on Earth." Di laporan yang sudah dibukukan tersebut, Patrick Moore-mantan Co-Founder Greenpeace-mencatat bahwa kenaikan CO2 akibat modernisasi justru membantu menolong bumi.
"Sudah terperagakan dengan jelas bahwa kenaikan CO2 di atmosfer bertanggung jawab atas kenaikan pertumbuhan pohon dalam skala global," tulisnya dalam laporan. Dia memperkirakan jika tak ada aktivitas modern, bisa jadi bumi menghadapi era glasial seperti zaman es (pleistocene).
(ags/ags)