Hari-Hari Berat Pengusaha: PPKM Tambah Panjang, Omzet Hilang!

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
22 January 2021 14:58
INFOGRAFIS, PPKM Jawa-Bali Diperpanjang Hingga 8 Februari 2021
Foto: Infografis/PPKM Jawa-Bali Diperpanjang hingga 8 Februari 2021/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Perpanjangan Pemberlakuan Penerapan Kegiatan Masyarakat (PPKM) 26 Januari - 8 Februari 2021 akan berpengaruh terhadap industri pariwisata. Meski PPKM kali ini sedikit longgar, pelaku usaha mal dan restoran bisa buka sampai 20.00 dari batasan sebelumnya 19.00.

Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Johnnie Sugiarto, mengatakan pertumbuhan untuk kegiatan pariwisata belum bisa maksimal. Pengaruh mundurnya jam tutup mal dan restoran tidak akan berpengaruh secara besar.

"Saya pikir kalau untuk pengaruhnya tidak akan sangat besar, karena persoalannya adalah kegiatan ekonomi belum berjalan dengan baik, saya dari GIPI melihat pertumbuhan untuk pariwisata terutama belum bisa maksimal. Di daerah boleh dibilang mati semua, cuma dengan menambah 1 jam, kalau dilihat di mal, last order tetap jam 6.30, jam 8 sudah harus meninggalkan mal. Kurang efektif," katanya kepada CNBC Indonesia TV, dalam program Power Lunch, Jumat (22/1/2021).

Pandangan Johnnie melihat industri pariwisata boleh dikatakan anjlok (collapse) dan hampir tidak berjalan. Dia mencontohkan kegiatan hotel beroperasi hanya di angka 10%-15%. Taman hiburan juga tutup total. Imbasnya usaha mikro kecil menengah (UMKM) sekitar tempat wisata juga tidak bisa berjualan.

"Kalau kami dari GIPI sosialisasi mengenai rantai penyebaran covid-19 kalau bisa pemerintah lebih giat lagi, dan ajak elemen masyarakat dan organisasi. Kita lihat 3M disosialisasikan tapi kalau ada acara ramai kerumunan, ada cluster baru, jadi kita kayak berputar di situ aja, nggak selesai dan bahkan makin parah," katanya.

Arus kas di semua perusahaan pariwisata itu juga sedang minus. Dia meyakini setiap perusahaan di industri pariwisata memiliki rapor merah. Tidak ada lagi yang menjalankan budgeting, tidak ada lagi yang mengejar profit. Bahkan sudah banyak yang gulung tikar akibat situasi pandemi ini.

"Arus kas merah semua, setiap perusahaan saya yakin nombok nggak ada yang surplus, semua tidak ada lagi yang menjalankan budgeting, pengen mengejar GPO berapa persen, saya rasa sudah nggak bisa. Ngerogoh kantong sudah dalam. Saya yakin banyak pengusaha hiburan, hotel, restoran, sebagian sudah gulung tikar, owner sudah nggak bisa nombokin terus. Mungkin industri yang terparah, adalah pariwisata saat ini," katanya.

Sehingga gelombang PHK juga tak terelakkan, Menurut Johnnie melihat karyawan hotel sebelum pandemi ada 200 karyawan. Saat ini tidak sampai 20% yang dipekerjakan, akibat minimnya okupansi. Juga tidak ada acara banquet, meeting dan lainnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jam Operasional Mal Dibatasi Sampai Jam 7 Malam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular