Internasional

Waduh, Pfizer Mau Digugat ke Pengadilan karena Vaksin Corona

Tommy Patrio Sorongan & Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
21 January 2021 14:57
A member of staff administers the Pfizer-BioNtech COVID-19 vaccine to a member of the public at Hyde Leisure Centre near, England, Friday Jan. 8, 2021. Mass vaccination hubs in London, Newcastle, Manchester, Birmingham, Bristol, Surrey and Stevenage are due to begin operations next week. ( AP Photo/Jon Super)
Foto: AP/Jon Super

Jakarta, CNBC Indonesia - Penundaan dan pengurangan pengiriman vaksin buatan Pfizer Inc ke Italia berbuntut panjang. Otoritas Italia kini sedang mempertimbangkan untuk menuntut perusahaan obat asal Amerika Serikat tersebut.

Minggu lalu, Pfizer mengatakan mereka akan memotong pengiriman ke Italia sebesar 29%. Pada Selasa (19/1/2021), pihaknya mengatakan tidak dalam posisi untuk menutupi kekurangan 29% minggu depan dan merencanakan "sedikit pengurangan" lebih lanjut dalam pengiriman.

"Akibatnya, kami membahas tindakan apa yang harus diambil untuk melindungi warga Italia dan kesehatan mereka di semua tempat sipil dan kriminal," kata Komisaris khusus Covid-19 Italia, Domenico Arcuri dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters dikutip Kamis (21/1/2021).

"Telah diputuskan dengan suara bulat bahwa tindakan ini akan diambil mulai dalam beberapa hari mendatang."

Langkah Pfizer berdampak serius pada rencana vaksinasi yang dibuat oleh otoritas lokal, kata gubernur wilayah utara Emilia Romagna.

"Karena pengurangan dosis, banyak daerah terpaksa memperlambat atau bahkan menangguhkan vaksinasi baru untuk memastikan pemberian dosis kedua kepada mereka yang telah menerima yang pertama," kata Stefano Bonaccini.

Seorang juru bicara Pfizer menolak berkomentar atas ancaman hukum Italia dan kritik mengenai penundaan pengiriman di luar pernyataan tentang pemotongan pasokan vaksin.

Produsen obat itu mengatakan untuk sementara waktu memperlambat pasokan vaksin virus corona ke Eropa untuk membuat perubahan manufaktur yang akan meningkatkan produksi.

Pfizer mengatakan perubahan itu akan "memberikan peningkatan dosis yang signifikan pada akhir Februari dan Maret."

Menurut sumber Italia, Roma kini mencoba menilai apakah Pfizer bertindak di bawah keadaan kahar, atau keadaan di luar kendalinya. Jika tidak, Pfizer dapat dituduh melanggar kontrak yang telah ditandatangani dengan Uni Eropa atas nama anggota negara.

Satu kemungkinan bagi Roma untuk meminta Uni Eropa untuk mengajukan gugatan ke pengadilan di ibu kota Belgia, Brussel, kata sumber itu.

"Otoritas daerah akan mendukung pemerintah dalam setiap tindakan yang diperlukan tetapi saya sangat berharap hal ini tidak akan terjadi," kata Bonaccini.

Sebagai informasi, vaksin Pfizer membutuhkan dua suntikan, diberikan selang waktu sekitar 21 hari, untuk menjaga sistem kekebalan tubuh dengan cukup baik untuk melawan virus corona.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waduh! Vaksin Pfizer Makan Korban

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular