
Bye-bye Mr Trump, Ini Fakta-fakta Jelang Pelantikan Biden

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan dilantik Rabu (20/1/2021) ini waktu setempat. Pelantikan terlaksana setelah ia dan wakilnya Kamala Harris didaulat sebagai pemenang Pilpres AS 3 November lalu.
Dalam perjalanannya banyak dinamika unik yang terjadi pada pelantikan kali ini, mulai dari presiden petahana Donald Trump dan pendukungnya yang belum legowo atas kekalahan pihak mereka serta pandemi virus corona yang masih menghantui negara itu.
![]() Rangkaian bendera Amerika Serikat dipasang di Washington D.C., menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Joe Biden dan Kamala Harris. (AP/Carolyn Kaster) |
Bagaimana pelantikan itu akan terjadi?
Presiden terpilih Joe Biden dan wakilnya Kamala Harris tinggal menghitung jam menuju waktu pelantikan. Acara tersebut akan diadakan dengan upacara resmi di gedung parlemen, The Capitol Hill, Washington DC.
Biasanya, kedua pasangan akan berpidato pada pukul 11.30 sebelum mengambil sumpah pada tepat jam 12.00. Setelah itu Biden sang presiden terpilih akan langsung menempati Gedung Putih untuk empat tahun kedepan.
Beda dari biasa?
Pada pelantikan sebelumya, para pendukung presiden pada pemilu lalu akan memadati Washington DC untuk melihat prosesi yang cukup sakral itu. Namun karena pandemi virus corona yang masih menghantui AS, maka para pendukung itu tidak diizinkan menghadiri secara langsung acara tersebut.
Trump Gimana?
Pelantikan itu biasanya akan dihadiri para presiden pendahulu Biden. Namun kali ini, presiden Trump dilaporkan akan absen dari pelantikan itu dan langsung terbang ke Florida setelah meninggalkan Gedung Putih.
Ancaman Keamanan Pasca Penyerbuan Capitol?
Sementara itu, ancaman dalam pelantikan Biden pun muncul sangat keras. Hal ini dipercikan oleh beberapa kelompok kanan pendukung Trump.
Bahkan beberapa dilaporkan sedang menyusun amunisi mereka untuk melakukan aksi-aksi menentang pelantikan Biden. Sebuah kelompok ultra kanan Boogaloo Boys misalnya, beberapa waktu yang lalu berkumpul didepan gedung Capitol dengan membawa senapan dan peralatan militer lainnya. Tak tanggung-tanggung, mereka menyatakan bahwa potensi perang saudara sangat mungkin terjadi bila acara ini diteruskan.
Hal ini mereka lakukan dalam rangkaian aksi-aksi menentang kemenangan Biden. Pada Rabu 6 Januari lalu, kelompok pendukung Trump menyerbu gedung parlemen Capitol Hill disaat parlemen AS sedang bersidang menetapkan kemenangan Biden. Dalam penyerbuan itu, lima orang dikabarkan tewas. Tewasnya lima orang itu berpotensi menjadi panggilan untuk aksi-aksi yang lebih besar lagi berikutnya
Mengingat ancaman keamanan yang cukup tinggi, negeri Paman Sam telah menerjunkan korps Garda Nasional untuk mengamankan jalannya pelantikan itu. Tercatat kurang lebih 21 ribu tentara saat ini sedang mengamankan ibukota Washington DC. Sementara itu juga terlihat beberapa pasukan diarahkan ke beberapa negara bagian lainnya yang memiliki eskalasi konflik terbesar.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Washington 'Lockdown', 21.000 Militer Turun Amankan Ibu Kota
