
Wadaw! Pengusaha Sebut 200 Ribu Karyawan Kehilangan Pekerjaan

Jakarta, CNBC Indonesia - Potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) dari sektor industri ritel dan restoran ada di depan mata. Cash flow perusahaan ritel dan restoran tidak lagi cukup untuk membiayai operasional perusahaan jika mal dan restoran masih dibatasi jam buka dan kriterianya.
Wakil Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bidang Restoran Emil Arifin, mengatakan untuk DKI Jakarta ada 300 ribuan tenaga kerja yang bekerja di bidang restoran sebelum pandemi. Saat ini hanya 120 ribu pekerja yang masih bekerja.
"Tenaga kerja yang hampir hilang karena pandemi hampir 200 ribu. Bicara cash flow restoran di DKI dan di mal juga rata-rata running loss. Dan beberapa bulan tidak bayar penyewa mal, service charge juga ditangguhkan, back to back tidak bayar, yang berat tentu pemilik pusat perbelanjaan," katanya, pada Konferensi Pers, Senin (18/1/2021).
Sementara pusat belanja masih harus membayar operasional dan perpajakannya.
"Mal-nya yang kasihan, makanya tadi minta keringanan PPH 10% kalaupun ada yang dapat positif hanya untuk menutupi pembayaran. Kalau ditanya berapa lama bisa hidup ini juga tergantung dari relaksasi bunga bank. Kita bisa bertahan hidup dari refinancing bank," katanya
Emil melihat banyak restoran yang sudah melakukan resizing operation. Jadi menutup dua toko membuka satu, atau menutup operasinya secara permanen.
"Kita lihat ke mall ada restoran yang awal April-Mei tutup belum buka, ada yang buka tapi resizing operation dikecilkan, tergantung posisi mal," katanya.
Ketua DPD DKI Jakarta Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia, Ellen Hidayat, mengatakan tenaga kerja yang terlibat dalam pengelolaan mal yang terdaftar di asosiasinya sebanyak 280 ribu pekerja dengan potensi PHK mencapai 50%.
"Saat traffic hanya diizinkan 50% potensi layoff mencapai separuhnya. Dengan ditutupkan jam 7 tentu ada tambahan," katanya.
Bicara kesulitan cash flow, saat ini pengelola menunda pengelolaan renovasi gedung serta menunda semua rencana investasi jangka panjang. Saat ini yang menjadi prioritas pengelola mall hanya untuk alokasi operasional seperti listrik, air, gaji karyawan.
Ketua Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) Budihardjo Iduansjah, mengatakan bicara PHK dari asosiasinya mencatat ada 550 ribu tenaga kerja yang terlibat dari penyewa ritel dan supermarket. Saat ini sudah ada 50% Tenaga kerja yang sudah dirumahkan.
"Jumlah karyawan karena ada dobel dengan ritel supermarket cukup besar 1 jutaan dikurang-kurangin itu ada 550 ribu yang kita laporkan ke Pemulihan Ekonomi Nasional. Asumsi saat ini 50% dirumahkan atau sekitar 275 ribu tenaga kerja," katanya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak