Sepekan PSBB, eh PPKM, Kok Kasus Corona Nggak Bisa Direm?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 January 2021 11:49
Rapid Test Antigen dan PCR di Shelter Kalayang Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta
Foto: Antrean calon penumpang pesawat yang akan melakukan Rapid Test Antigen dan PCR di Shelter Kalayang Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Senin (21/12/2020). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Kalau warga sudah lumayan taat, tidak bandel, jadi apa yang membuat angka kasus baru melonjak? Sepertinya lebih karena jumlah tes yang lebih banyak.

Dalam sepekan terakhir, rata-rata pengujian dilakukan terhadap 41.752 orang per hari. Jauh lebih tinggi dibandingkan rerata seminggu sebelumnya yaitu 32.933 oran setiap harinya. Dengan lebih banyak tes, maka kemungkinan untuk menemukan kasus positif tentu semakin tinggi.

Lebih banyak tes sebenarnya semakin bagus. Memang akan lebih banyak dijumpai kasus positif, tetapi ini menjadi mencerminkan kondisi yang sesungguhnya di lapangan. Mereka yang ternyata positif mengidap virus corona pun bisa diberi penanganan, baik di fasilitas kesehatan maupun isolasi mandiri sehingga tidak 'bergentayangan' dan menulari ke mana-mana.

Namun 'ledakan' kasus positif akibat tes yang semakin masif juga bukan sesuatu yang patut disyukuri. Sebab rasio temuan kasus positif terhadap jumlah test (positivity rate) semakin bertambah. Artinya, virus corona kini semakin mudah ditemukan di Indonesia. Rakyat semakin terkepung oleh virus corona.

Oleh karena itu, seharusnya kita lebih mawas diri. Protokol kesehatan (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan) harus ditegakkan secara murni dan konsekuen. Selagi vaksin belum disuntikkan ke badan Anda, protokol kesehatan adalah satu-satunya jalan untuk bertahan dari serangan virus corona.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular