Internasional

Waduh, Malaysia & Singapura Bisa Batal Beli Sinovac

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
16 January 2021 11:56
Vaksin China SinoVac

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia saat ini telah mulai melakukan vaksinasi Covid-19 untuk tahap pertama. Adapun vaksin yang digunakan adalah CoronaVac buatan perusahaan asal China, Sinovac.

Berbeda dari Indonesia, dua negara tetangga mengkaji ulang pembelian vaksin dari Sinovac. Keduanya adalah Malaysia dan Singapura.



Pertimbangan kemungkinan pembatalan pembelian vaksin ini dikatakan oleh Menteri Sains, Teknologi dan Inovasi Khairy Jamaluddin dalam konferensi pers, dikutip dari The Star, Sabtu (16/1/2021).

Ia mengatakan kemungkinan tidak akan melanjutkan pengadaan vaksin Covid-19 Sinovac jika mereka tidak puas dengan keamanan dan kemanjurannya. Meski begitu Jamaluddin menegaskan setiap pengadaan vaksin harus mendapat persetujuan dari Badan Pengatur Farmasi Nasional (NPRA).



"Jika kami tidak puas dengan keamanan dan kemanjuran, kami tidak akan melakukan pengadaan. Data klinis Sinovac baru dirilis. Kami akan meninjau datanya dan memutuskan," katanya dalam serangkaian tweet.

Selain itu, Jamaluddin menanggapi laporan berita bahwa uji klinis Brasil menemukan vaksin Sinovac Covid-19 efektif 50,4%. Karenanya, ia berujar harus ada strategi dalam pembelian vaksin.

"Inilah mengapa strategi kami menjadi portofolio vaksin. Untuk memastikan kami memiliki pasokan yang cukup dan untuk mengurangi masalah regulasi dan manufaktur," paparnya lagi.

"Beli dari lebih dari satu sumber. Ditambah fakta, tidak ada pabrikan yang dapat memasok semua kebutuhan kami. Sama untuk kebanyakan negara."

Halaman 2>>

Menyusul Malaysia, Singapura pun menyatakan akan mengevaluasi beberapa hal untuk membeli vaksin Covid-19 besutan perusahaan China Sinovac untuk program vaksinasi nasional. Hal itu disampaikan Menteri Kesehatan Singapura Gan Kim Yong seperti dikutip The Straits Times.

Pernyataan ini disampaikan setelah Brasil merilis hasil efikasi vaksin China itu yang hanya menunjukkan angka 50,4%, masih di bawah ambang batas untuk persetujuan regulasi di negara kota itu. Gam menyatakan data-data tersebut tidak akan digunakannya.

Ia menambahkan bahwa Otoritas Ilmu Kesehatan Singapura (HSA) akan mengadakan penelitian lebih lanjut dari beberapa data awal yang diberikan Sinovac.

"Kami akan teliti datanya saat datang, dari pada bergantung pada angka yang dilaporkan, lebih baik mengandalkan data resmi yang kami terima dari Sinovac sendiri," ujarnya.

HSA akan menilai datanya saat masuk, dan komite ahli Covid-19 negara juga akan mengevaluasi apakah cocok untuk vaksinasi di Singapura.

"Kami akan membagikan lebih detail jika sudah tersedia," kata Gan.

Halaman 3>>



Sementara itu, Presiden Turki Erdogan menerima suntikan di Rumah Sakit Kota Ankara, Kamis lalu. Ini dilakukan Erdogan guna menghilangkan keraguan warga akan efektivitas vaksin.

Berbicara kepada wartawan di luar rumah sakit, Erdogan mengatakan dia dan anggota senior partai semua akan diinokulasi. Ia pun mendesak politisi lain untuk mendukung vaksin tersebut.

"Jumlah vaksin pada tahap pertama sudah jelas. Sekarang, 25-30 juta dosis lagi akan datang dalam periode mendatang. Kami ingin melanjutkan ini dengan cepat," katanya, seraya menambahkan bahwa semua vaksin yang masuk juga akan berasal dari Sinovac untuk saat ini.

Rabu (13/1/2021), Turki telah mengizinkan penggunaan darurat vaksin virus corona yang dikembangkan Sinovac. Sebelumnya Turki sudah memberikan vaksin ini ke 250.000 petugas kesehatan.

Dikutip dari AFP, Menteri Kesehatan Fahrettin Koca menegaskan semua warga harus menerima suntikan vaksin tersebut. Ia menilai ini satu-satunya cara menyingkirkan wabah.

"Setiap orang harus divaksinasi karena itu satu-satunya cara untuk menyingkirkan pandemi ini," kata Koca dalam komentar yang disiarkan televisi.

Sebelumnya di Desember lalu, Turki melaporkan kemanjuran 91,25% untuk vaksin Sinovac. Namun hal tersebut baru uji tahap awal.

 

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular