Internasional

Washington Di-Lockdown, AS Siaga Jelang Pelantikan Biden!

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
15 January 2021 07:43
Electoral College Protests
Foto: AP/John Minchillo

Jakarta, CNBC Indonesia - Seluruh kota di Amerika Serikat (AS), termasuk ibu kota negara Washington, D.C., kini bersiaga maksimal menjelang pelantikan Presiden terpilih Joe Biden, 20 Januari.

Hal ini dilakukan sebagai tindak pencegahan setelah terjadinya kerusuhan di gedung kongres AS, Capitol Hill, 6 Januari lalu oleh massa pendukung Presiden Donald Trump.

Di Washington upaya penutupan alias 'lockdown' sejumlah tempat dilakukan. Ditulis Reuters, garis keliling pagar tinggi yang mengelilingi Capitol didorong keluar untuk menghalangi akses ke Mahkamah Agung AS dan Perpustakaan Kongres.

Beberapa ruas jalan terdekat juga ditutup. Beberapa bisnis mengatakan mereka juga diminta tutup minggu depan. Agen transportasi umum kota mengatakan bakal menutup stasiun metro tertentu dan mengubah rute jalur bus dari Jumat (15/1/2021) hingga 21 Januari mendatang.

Meski demikian lembaga lembaga federal AS yang mengelola semua taman nasional, monumen nasional dan properti konservasi dan bersejarah, National Park Service, mengatakan keputusan membuat keputusan apakah akan menutup tempat public di bawah otoritasnya.

Namun badan itu telah menutup Monumen Washington untuk tur dan Walikota Muriel Bowser meminta pengunjung untuk menjauh dari kota.

Di sisi lain, maskapai penerbangan AS seperti Delta, Alaska, American Airlines, dan United Airlines, juga mengumumkan tidak akan mengizinkan para penumpang yang terbang ke bandara wilayah Washington jika ketahuan membawa senjata api dalam penerbangan mereka.

Kepala eksekutif Delta Ed Bastian kepada CNBC International mengatakan bahwa maskapai penerbangannya telah menempatkan sejumlah penumpang pada daftar 'dilarang terbang' karena berpotensi mengganggu keamanan.

Layanan kereta api nasional Amtrak juga mengatakan akan menerapkan peningkatan keamanan, termasuk penempatan petugas polisi tambahan di kereta.

Sebelumnya massa Trump menyerbu Capitol minggu lalu menuntut klaim kecurangan pada Pilpres November 2020. Mereka meminta pengesahan kemenangan Biden dibatalkan.

Para pejabat AS juga telah memperingatkan rencana protes bersenjata di Washington. Ini juga diyakini berpotensi terjadi di 50 negara bagian.

Halaman 2>>

Biden dikabarkan menjadi sasaran para kelompok milisi bersenjata dan ekstrimis rasis. Ia menjadi target pasca penyerbuan gedung kongres, The Capitol Hill, minggu lalu.

Dilansir New York Times, ointelijen Paman Sam menyatakan bahwa kelompok itu bernama Boogaloo. Organisasi ini memiliki keinginan untuk terjadinya peperangan antar ras yang meluas.

"(Boogaloo) dapat mengeksploitasi akibat dari pelanggaran Capitol dengan melakukan serangan untuk mengacaukan dan memaksa konflik klimaks di AS," menurut buletin yang dikeluarkan oleh Pusat Kontra Terorisme Nasional dan Departemen Kehakiman dan Keamanan Dalam Negeri, yang disebarkan secara luas ke lembaga penegak hukum di seluruh negeri, dikutip Kamis (14/1/2021).

Lebih lanjut beberapa badan pejabat federal AS menyatakan bahwa organisasi ini sangat mungkin menjadi ancaman terorisme domestik terbesar pada 2021. Dalam laporan yang dirilis itu kelompok ekstremis ini telah memandang penyerbuan Capitol sebagai sebuah signal penting.

Kematian Ashli Babbitt juga menjadi penyemangat lain bagi kelompok ini. Babbitt adalah salah satu pendukung Presiden AS Donald Trump yang tewas saat mencoba menerobos ke Capitol 6 Januari lalu.

Ia dikenal juga sebagai seorang pendukung kelompok ekstrem kanan di AS, We are Q (QAnon). Ini merujuk ke teori konspirasi yang digaungkan kelompok tersebut tentang perang klandestin melawan sindikat yang dikaitkan dengan penyembah setan.

Selain itu, para pejabat federal juga menyebut bahwa narasi Trump soal kecurangan pemilu juga menyebabkan beberapa individu mengadopsi keyakinan bahwa tidak ada solusi politik untuk mengatasi keluhan mereka. Ini akan semakin melegalkan tindakan kekerasan.

Saat ini status darurat masih berlaku di Washington D.C, ibu kota AS, hingga 24 Januari nanti. Kemarin, DPR AS mengesahkan pemakzulan kedua Trump karena penyerbuan 6 Januari dan menunggu keputusan pengesahan lanjutan dari Senat AS.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular