
Yah, Program B40 Batal Lanjut di 2021 Nih, Kenapa Ya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah batal melanjutkan program mandatori biodiesel 30% (B30) menjadi biodiesel 40% (B40) pada 2021 ini. Dengan demikian, pada tahun ini program mandatori biodiesel tetap berada pada level 30% atau B30.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan, batalnya kelanjutan program B40 pada tahun ini karena pertimbangan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang masih rendah dan harga minyak sawit yang masih tinggi, sehingga bakal butuh tambahan insentif dan subsidi lebih besar dibandingkan dengan program B30.
Namun demikian, menurutnya pihaknya masih terus mempersiapkan hal teknis untuk program B40 meski tidak jadi dijalankan pada tahun ini.
"Per tahun ini kita tidak melihat peningkatan B30 ke B40, namun secara teknis kita siapkan," ungkapnya dalam konferensi pers 'Capaian Kerja 2020 dan Rencana Kerja 2021 Subsektor EBTKE' secara virtual, Kamis (14/01/2021).
Menurut Dadan, harga sawit saat ini sedang dalam kondisi bagus di skala nasional, sehingga insentif yang diberikan akan semakin lebar untuk B40.
Berdasarkan hitung-hitungan yang dilakukan oleh beberapa kementerian, insentif yang dibutuhkan untuk program B30 saja mencapai sekitar Rp 46 triliun untuk kuota biodiesel (Fatty Acid Methyl Esters/ FAME) 9,2 juta kilo liter (kl).
"Untuk B30 kira-kira perlu Rp 46 triliun, ada duitnya? Insya Allah ada dengan adanya perubahan tarif pungutan ekspor sawit. Kalau untuk B40 ada nggak duitnya? Itulah salah satu kenapa kita tidak jadi terapkan B40 di tahun ini, selain konsumsi BBM nggak nambah, harga sawit lagi bagus," jelasnya.
Selain kekurangan anggaran untuk insentif, Dadan menyebut pertimbangan lain belum diterapkannya B40 adalah karena konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang anjlok.
"Konsumsi BBM tidak nambah, sekarang kan harga sawit sedang baik-baiknya," ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, pihaknya tengah mempersiapkan unsur-unsur teknis untuk B40, yakni menguji dan meneliti dari kualitas dan spesifikasi biodiesel, persentase kadar air, serta persentase kontaminan pengotornya.
Menurutnya, pihaknya sudah memiliki komposisi untuk B40 ini dan sudah dilakukan pengetesan di mesin mobil dan lolos 1.000 jam.
"Dulu kan menggunakan jalan raya untuk dites, tapi karena pandemi kita lakukan di lab, 1.000 jam dengan kecepatan 50 km/ jam, maka untuk jarak 50.000 km dulu dan 40.000 km itu siap," jelasnya.
Dia mengatakan, tahun ini biodiesel 30% atau B30 ditargetkan bisa terserap 9,2 juta kl. Jika ditambah 10% untuk jadi B40, maka artinya perlu penambahan FAME atau biodiesel sekitar 1,5 juta kl atau naik menjadi 10,7 juta kl.
Bila program B40 dijalankan, maka menurutnya harus bisa dipastikan bahwa Pertamina tidak terjadi kelebihan solar.
Seperti diketahui, pada 2020 penyerapan biodiesel di dalam negeri untuk program B30 mencapai 8,46 juta kl atau 88,6% dari kuota yang ditetapkan sebesar 9,55 juta kl.
Lebih rendahnya penyerapan biodiesel B30 pada 2020 dari kuota yang ditetapkan karena imbas dari pandemi Covid-19 di mana konsumsi solar masyarakat juga menurun.
Sebelumnya, pemerintah menegaskan program B40 akan terus lanjut meski terancam akibat pandemi Covid-19. Hal tersebut disampaikan Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto.
"Ke depan saya targetkan B30 melalui D100 yang merupakan campuran 40% bahan bakar nabati di mana D100 digunakan 10% dan dilakukan pada bulan Juli 2021," kata Airlangga dalam wawancara khusus dengan CNBC Indonesia, Kamis (30/07/2020).
Untuk memuluskan target itu, setiap instansi baik kementerian maupun lembaga harus bergerak cepat dalam memasang target yang ada. Jika dilihat, target ini tidak berbeda dengan yang dicanangkan pemerintah sejak awal. Karenanya, pandemi Covid-19 tidak boleh jadi alasan adanya keterlambatan itu.
"Setahun ke depan, Kementerian ESDM dan BPPT akan bekerja sama dalam dicampurnya B30 dan B10 terhadap kendaraan bermotor. Saya berharap program ini berjalan dengan baik," paparnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pemerintah Perkirakan Subsidi Biodiesel Rp 46 T di 2021
