Internasional

Erdogan Izinkan Penggunaan Vaksin China Sinovac di Turki

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
14 January 2021 07:50
Turkish President Recep Tayyip Erdogan speaks to reporters before departing for a visit to Ukraine, in Istanbul, Monday, Feb. 3, 2020. Turkey hit targets in northern Syria, responding to shelling by Syrian government forces that killed at least four Turkish soldiers, the Turkish president said Monday. A Syrian war monitor said six Syrian troops were also killed.(Presidential Press Service via AP, Pool)
Foto: Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (Presidential Press Service via AP, Pool)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Presiden Recep Tayyip Erdogan akhirnya mengizinkan penggunaan darurat vaksin virus corona yang dikembangkan perusahaan China Sinovac Biontech, Coronavac di Turki, Rabu (13/1/2021).

Dikutip dari AFP, Menteri Kesehatan Fahrettin Koca bahkan telah menerima suntikan pertama setelah mengumumkan izin darurat tersebut. Ini membuka jalan bagi negara itu untuk melakukan vaksinasi nasional segera ke petugas kesehatan.

"Setiap orang harus divaksinasi karena itu satu-satunya cara untuk menyingkirkan pandemi ini," kata Koca dalam komentar yang disiarkan televisi.

Sebelumnya di Desember lalu, Turki melaporkan kemanjuran 91,25% untuk vaksin Sinovac. Namun hal tersebut baru uji tahap awal."Ini vaksin yang aman. Studi keamanannya sudah selesai," kata Koca tanpa merinci tingkat kemanjuran uji terakhir.

Selain Turki, dua negara lain yang menggunakan Sinovac juga telah mengumumkan tingkat efektivitas vaksin ini. Di Indonesia, uji coba lokal menunjukkan kemanjuran vaksin sebesar 65% terhadap Covid-19, dari total 1.620 relawan.

Sementara hasil di Brasil cukup mengejutkan yakni 50,4%. Ini didapat dari uji coba pada 13.000 relawan.

WHO sebelumnya memberi ambang batas 50%. Sebagai perbandingan, vaksin Covid dari Pfizer/BioNTech dan Moderna dilaporkan 95% efektif dalam uji coba tahap akhir.

Namun Turki memang juga akan membeli vaksin Pfizer/BioNTech. Sebanyak 4,5 juta dosis akan datang Maret walau negosiasi hingga kini masih berlangsung. Turki menargetkan memvaksinasi 1,1 juta tenaga kesehatan.

Setelahnya manula 65 tahun ke atas dan orang-orang berpenyakit kronis. Turki mencatat jumlah kematian turun di bawah 200 per hari setelah memberlakukan penguncian akhir pekan dan pembatasan harian lainnya pada bulan November.

Negara berpenduduk 83 juta orang itu telah mencatat 23.325 kematian akibat Covid-19 dan lebih dari 2,3 juta infeksi virus.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Suplai Vaksin ke RI, Sinovac Dibayangi Skandal Izin Edar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular