Internasional

'Bangkit dari Kubur', China Diserang Gelombang Kedua Corona

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
13 January 2021 11:23
A man wearing a face mask to help curb the spread of the coronavirus runs past a commercial office buildings during the morning rush hour in Beijing, Monday, Jan. 4, 2021. Wary of another wave of infections, China is urging tens of millions of migrant workers to stay put during next month's Lunar New Year holiday, usually the world's largest annual human migration. (AP Photo/Andy Wong)
Foto: Ilustrasi (AP/Andy Wong)

Jakarta, CNBC Indonesia - China dihantam gelombang kedua pandemi virus corona (Covid-19). Pada Selasa (12/1/2021) dan Rabu (13/1/2021), satu kota di Provinsi Hebei mengumumkan lockdown dan satu provinsi berpenduduk 37 juta orang, Heilongjiang, mengumumkan "kondisi darurat".

Melansir Reuters, warga kota Langfang di Provinsi Hebei yang tak jauh dari Beijing, diisolasi akibat melonjaknya kasus positif Covid-19.Pemerintah Kota Langfang mengatakan 4,9 juta penduduknya akan dikarantina selama tujuh hari dan dites virus corona.

Langkah ini diambil setelah Shijiazhuang, ibu kota Hebei, terpukul paling parah karena kebangkitan corona dan telah me-lockdown 11 juta penduduknya. Provinsi tersebut bahkan menutup jalan raya dan memerintahkan pengendara yang menuju luar wilayah untuk kembali.

Melansir AFP, provinsi Heilongjiang juga menerapkan status 'keadaan darurat'. Pemerintah memberitahukan penduduk untuk tidak meninggalkan provinsi itu kecuali benar-benar perlu dan telah membatalkan konferensi dan pertemuan.

Kota Suihua di provinsi itu, yang menjadi rumah bagi 5,2 juta orang, telah ditutup per Senin pasca laporan satu kasus bergejala dan 45 tanpa gejala. Kota kecil dekat Suihua juga akan ditutup atau ditempatkan di bawah aturan pembatasan perjalanan.

Jumlah kasus baru di China daratan yang dilaporkan saat ini memang terlihat kecil, dibandingkan pada puncak wabah pada awal 2020 lalu. Sebelumnya ribuan orang terinfeksi corona di Wuhan, Provinsi Hubei, pada Desember 2019 hingga Maret 2020.

Namun, pihak berwenang menerapkan pembatasan ketat setiap kali kasus baru muncul.Komisi Kesehatan Nasional melaporkan 115 kasus baru Covid-19 pada Rabu ini, sebanyak 90 kasus didominasi sebuah kluster di Provinsi Hebei.

Di seluruh negeri, jumlah kasus baru tanpa gejala meningkat menjadi 81 dari 76 hari sebelumnya. Sayangnya, China tidak mengklasifikasikan kasus tanpa gejala sebagai infeksi virus korona yang dikonfirmasi.

Sementara itu melansir Worldometers, jika diakumulasi total warga China yang terinfeksi corona saat ini sebanyak 87.706. Di mana jumlah kematian resmi total 4.634.

Pemeriksaan

Sementara itu, di sebuah desa di selatan Beijing yang berbatasan dengan Hebei, penduduk melaporkan bahwa aparat telah menghentikan kendaraan mereka dan meminta menunjukkan kode pelacakan kesehatan di ponsel.

"Kami harus berhati-hati karena kami berada di dekat Guan, area tempat kasus Covid dilaporkan hari ini," kata seorang petugas keamanan sukarela bermarga Wang, dikutip dari Reuters.

Di pos pemeriksaan jalan raya, polisi dengan pakaian pelindung memerintahkan sebuah mobil yang memasuki Beijing untuk kembali ke Hebei setelah pengemudi tidak dapat menunjukkan bukti tes virus corona negatif.

Ini juga dilakukan di sela meningkatnya perjalanan warga akibat Tahun Baru Imlek.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Lockdown Banyak Kota! Covid Bangkit dari Kubur, Pak Xi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular