
Menkes BGS Ungkap Kesulitan Mendeteksi Mutasi Baru Covid-19

Jakarta, CNBC Indonesia- Jumlah kasus Covid-19 di dunia semakin meningkat, terutama dengan adanya perkembangan strain baru dari virus ini terutama di Inggris dan Afrika Selatan. Munculnya strain baru ini dikatakan dapat menular lebih cepat, dan virus ini pun terus bermutasi.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan masih belum bisa memastikan apakah strain atau mutasi baru dari Sars Cov-2 sudah berada di Indonesia atau belum. Masih harus dilakukan penelitian atau genome sequencing pada virus ini untuk mengetahui perubahan atau genome.
"Kalau ditanya ada apa engga saya jawabnya belum tahu. Kemenkes memiliki beberapa laboratorium yang bisa melakukan genome sequencing, apakah ada perubahan gnomenya. Tidak banyak yang bisa melakukan. Ada 12 laboratorum, dan minggu lalu, Menristek juga memformalisasi jaringan ini agar secara rutin bisa sequencing dari beberapa bandara atau kota yang banyak penumpang datang," kata Budi di Komisi IX DPRD RI, Selasa (12/01/2021).
Dengan melakukan genome sequencing secara rutin maka dapat diidentifikasi jika ada virus baru yang masuk. Budi menambahkan dengan begitu dapat mengidentifikasi secara dini dan memiliki sistem yang mengenali virus baru yang masuk.
"Mulai minggu ini kita bisa mengidentifikasi virus yang masuk," katanya.
Menkes mengibaratkan peran melawan virus seperti perang betulan yang harus memiliki intel untuk menentukan terorisnya sudah masuk atau belum. Bedanya, dalam melawan pandemi Covid-19 ini bukan dilakukan oleh Kementerian Pertahanan melainkan Kementerian Kesehatan.
Kemudian untuk tracing atau penelurusan kontak, dia mengatakan paling tidak dibutuhkan 80 ribu tracer di Indonesia. Sehingga jika ada satu orang yang positif Covid-19 dapat dilakukan penelusuran terhadap 30 orang lainnya dalam waktu tidak lebih dari satu minggu.
Budi menegaskan dibutuhkan mekanisme sendiri untuk menyediakan fasilitas isolasi terpusat di level kabupaten. Sehingga jika sampai harus terjadi karantina wilayah, hanya dilakukan di level terkecil agar aktivitas ekonomi dapat tetap berjalan. Selama ini, banyak warga yang enggan memeriksakan dirinya karena akan terhalang dalam mencari nafkah sehingga masalah ini pun harus dipecahkan bersama.
"Makanya isolasi jangan di level provinsi tapi di level terkecil sehingga kita bisa di level terkecil. Kalau bisa yang teridentifikasi positif kalau bisa jadi prioritas BLT kalau dia memang masuk ke kategori kurang mampu sehingga mereka tidak takut memeriksakan diri," katanya.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article WHO: Mutasi Virus Baru Tidak Lebih Berbahaya dari Influenza