
Ekspor Batu Bara 2021 Ditargetkan Melonjak ke 412,5 Juta Ton

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menargetkan ekspor batu bara pada tahun ini setidaknya bisa mencapai 412,5 juta ton, melonjak 35% dari capaian ekspor pada 2020 yang tercatat hanya sebesar 305,77 juta ton.
Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Batu Bara Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Sujatmiko mengatakan volume penjualan batu bara ke luar negeri pada 2021 ini didasarkan pada target produksi batu bara sebesar 550 juta ton dan juga penjualan batu bara untuk kebutuhan dalam negeri (domestic market obligation/ DMO) sebesar 137,5 juta ton.
Menurutnya, ekspor batu bara akan dilakukan setelah terpenuhinya kebutuhan dalam negeri. Pertimbangan lainnya adalah perkembangan harga batu bara dan permintaan.
"Ekspor batu bara dilakukan setelah kebutuhan batu bara dalam negeri terpenuhi. Selain itu, juga mempertimbangkan perkembangan harga batu bara dan permintaan batu bara global," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (12/01/2021).
Seperti diketahui, berdasarkan data dari Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang dikutip CNBC Indonesia Selasa, (12/01/2021), ekspor batu bara selama 2020 tercatat hanya sebesar 305,77 juta ton atau sekitar 77,41% dari target yang ditetapkan pada awal 2020 sebesar 395 juta ton.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia memproyeksikan penjualan batu bara ke luar negeri pada tahun ini bisa mencapai target atau berpotensi jauh lebih tinggi dari capaian 2020 lalu.
"Sepertinya begitu (capai target), kan di 2021 outlook demand akan lebih baik dibanding 2020," ungkapnya saat ditanya apakah ekspor batu bara RI pada 2021 ini akan mencapai target.
Menurutnya, China masih menjadi salah satu negara importir terbesar batu bara RI. Hendra menyebut ekspor batu bara ke China akan sangat tergantung dari kuota impor pemerintah setempat.
"Adapun kerja sama ekspor ke China itu tentu sangat tergantung dengan kebijakan kuota impor batu bara oleh pemerintah setempat," jelasnya.
Sebelumnya, Hendra mengatakan dalam lima tahun terakhir ekspor batu bara Indonesia ke China melonjak dua kali lipat menjadi 130 juta ton pada 2019 dari 75 juta ton pada 2015 lalu.
Menurutnya, rata-rata kenaikan ekspor batu bara ke China ini mencapai sekitar 13,3% per tahun.
"Rata-rata kenaikan ekspornya setiap tahun sekitar 13,3%, ini luar biasa sekali," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (26/11/2020).
Dengan melihat tren tersebut dan usai ditandatanganinya kesepakatan pembelian batu bara dari perusahaan di China, maka pihaknya optimis tahun ini ekspor batu bara Indonesia ke China bisa mencapai 200 juta ton.
"Kita memang terlalu optimis, tapi kita berharap bisa ada kenaikan dari 130 juta ton ekspor ke China pada 2019, mudah-mudahan 2021 bisa mencapai 200 juta ton," ungkapnya saat wawancara dengan CNBC Indonesia, Kamis (26/11/2020).
(wia)
Next Article Penambang Ramal Konsumsi Batu Bara RI Naik 15% di 2021
