Rumah Sakit Penuh Pasien Covid, Ini Strategi dari Menkes BGS

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
12 January 2021 14:02
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)
Foto: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia-Lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di Indonesia belakangan ini membuat rumah sakit penuh dan pasien pun sulit mendapatkan perawatan. Padahal, untuk tempat tidur dibutuhkan paling tidak 30% dari kasus aktif atau 36 ribu tempat tidur dari 120 ribu kasus aktif yang ada.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan dari tingginya kasus aktif membuat tekanan ke dokter dan tenaga kesehatan pun tinggi. Cara yang menurutnya paling tepat untuk kapasitas tempat tidur yang ada adalah mengkonversikan kapasitas yang ada sekarang.

Dia mencontohkan untuk Rumah Sakit di bawah Kemenkes ada sekitar 14 ribu tempat tidur, dan yang dipakai untuk Covid-19 hanya 2.700. Jika jumlah tempat tidur masih relatif dapat terpenuhi tetapi pasien Covid-19 tidak dapat masuk, maka Menkes meminta agar RS memberikan jatah tempat tidur lebih banyak untuk pasien Covid-19.

"Saya baru tandatangan untuk semua RS vertikal di bawah Kemenkes harus temporer meningkatkan kapasitasnya dari 20% untuk Covid-19 menjadi 30-40% . Dengan begitu bisa menambah 1.400 tempat tidur tanpa banyak fasilitas baru dan tambahan tenaga kesehatan hanya mengalokasikan pasien baru untuk menerima pasien Covid-19," kata Budi di Komisi IX DPR RI, Selasa (12/01/2021).

Kemudian, dengan jumlah RS yang terbatas, sehingga yang masuk adalah pasien dengan kategori berat. Untuk pasien dengan gejala ringan dapat dilakukan isolasi mandiri, jika tidak mampu maka harus dibuatkan saranan isolasi mandiri terpadu.

Kemudian, jumlah tenaga kesehatan yang kurang terutama perawat, dapat diatasi dengan merelaksasi aturan Surat Tanda Registrasi (STR). Sebelumnya, perawat yang baru lulus harus menunggu STR terlebih dahulu sebelum bisa bekerja.

Selain itu RS juga kekurangan dokter spesialis, seperti spesialis paru, anastesi, dan penyakit dalam. Maka dilakukan pelatihan pada dokter umum untuk meningkatkan kemampuannya sehingga dapat melakukan perannya dengan lebih baik.

"Jadi sekarang bagi yang sudah lulus sekolah bisa langsung bekerja, sehingga bisa mengurangi tekanan pada tenaga kesehatan yang berlebihan dan mengurangi eksposure ke mereka," kata dia.

Sebelumnya, Budi juga mengatakan saat ini Indonesia juga masih kekurangan dokter dan perawat. Otoritas kesehatan, kata Budi, pun telah merelaksasi aturan yang mengizinkan tenaga kesehatan untuk bisa segera bertugas di rumah sakit.

"Saya sekarang sedang mengkaji dengan tim IDI dan tim Kemenkes agar dokter juga bisa begitu. Ada sekitar 3.000 sampai 4.000 dokter yang bisa kita masukkan," tegasnya.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penanganan Covid-19, Target BGS di Kemenkes

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular