
Ada Tragedi Sriwijaya SJ182, Masih Amankah Naik Pesawat?

Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2021 diawali dengan berita duka, kali ini bukan karena Covid-19 melainkan tragedi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182. Pesawat yang mengudara dengan rute Jakarta-Pontianak itu dinyatakan hilang kontak di perairan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu.
Menurut penuturan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi ada 50 penumpang pesawat beserta 12 kru awak kabin Sri Wijaya SJ182. Penumpang terdiri dari 43 dewasa, 7 anak -anak, dan 3 balita.
Pesawat yang digunakan oleh penerbangan Sri Wijaya Airlines tersebut merupakan pabrikan perusahaan AS Boeing 737-500. Pihak Boeing masih terus memantau perkembangan yang terjadi atas kecelakaan tersebut.
Dengan insiden ini, bertambah lagi rekam jejak kecelakaan pesawat dari Boeing. Kecelakaan yang hingga kini masih teringat adalah jatuhnya pesawat Boeing 737 Max 8 milik maskapai Indonesia lainnya, Lion Air PK-LQP bernomor JT 610 yang terbang dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang.
Pesawat lepas landas pada pukul 06.20 WIB pada 29 Oktober 2018 dan membawa 189 orang, termasuk pilot, kopilot, lima pramugari, dan para penumpang.
Ketika itu, pilot sempat meminta izin ke menara kontrol untuk kembali ke Bandara Soetta saat berada di ketinggian 3.000 kaki, namun selanjutnya pesawat hilang kontak, sampai akhirnya ditemukan serpihan pesawatnya mengambang di Laut Karawang.
Kecelakaan berikutnya dari pesawat buatan Boeing ini yakni milik Ethiopian Airlines yang jatuh pada 10 Maret 2019. Kecelakaan pesawat jenis Boeing 737 Max 8 itu menewaskan seluruh penumpang dan awak kabinnya yang berjumlah 157 orang.
Sampai dengan berita ini ditulis, pihak Tim SAR dan gabungan masih terus berupaya untuk mencari korban dari jatuhnya pesawat yang disebut telah berusia 26 tahun lebih itu.
Pesawat merupakan salah satu moda transportasi andalan masyarakat Indonesia. Kecepatan dan ketepatan waktu hingga harga tiket yang terjangkau menjadi keunggulan moda transportasi ini.
Jarak antar pulau di Tanah Air yang mencapai ribuan kilometer dapat ditempuh dalam waktu singkat bisa kurang dari dua jam ketika membutuhkan waktu berhari-hari jika ditempuh melalui jalur laut maupun darat.
Kendati sudah ada dua kecelakaan pesawat dalam dua tahun terakhir, moda transportasi jalur udara masih terbilang yang paling aman jika dilihat dari intensitas terjadinya kecelakaan.
Sejak 1992-2018 ada 7 kecelakaan pesawat yang menewaskan 924 orang. Kebanyakan merupakan penumpang pesawat dan kru awak kabin kecuali pada insiden Mandala Airlines yang gagal lepas landas dari Bandara Polonia Medan sehingga menewaskan 41 orang warga tahun 2005 silam.
Dengan angka tersebut maka kejadian kecelakaan pesawat secara rata-rata ada 0,27 kecelakaan pesawat per tahun dan sebanyak 35,6 orang meninggal akibat kecelakaan pesawat per tahunnya dalam 26 tahun terakhir.