Mulai Februari, BLT Disalurkan Lewat Aplikasi Pengenal Wajah

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
10 January 2021 13:25
Pekerja PT Pos Indonesia mengemas barang yang akan dikirim ke berbagai daerah di Indonesia, Selasa (29/9/2020). 

Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia menyampaikan pada masa pandemi Covid-19 perusahaan yang melayani kiriman barang antar pelanggan (customer to customer) serta pebisnis ke pelanggan (business to customer) cenderung naik.

Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik (Asperindo) mengungkapkan walaupun hampir seluruh aktivitas investasi dan ekspansi bisnis jasa pengiriman ekspres tertunda karena pandemi Covid-19, tetap ada sejumlah perusahaan jasa kurir yang melakukan ekspansi.

Ketua DPP Asperindo Mohammad Feriadi mengatakan jasa pengiriman ekspres sangat dibutuhkan masyarakat di tengah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah DKI Jakarta terutama.  

Menurut pandangan kami ini ekspansi di tengah mode survival sangat positif mengingat jasa pengiriman memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat saat PSBB, perekonomian harus tetap berjalan dan jasa pengiriman ada dalam ekosistem," jelasnya

Adapun pertumbuhan sektor jasa pengiriman ekspres menjadi tak terhindarkan pasalnya, 60 persen aktivitas jasa kurir berkutat di Jabodetabek. Dengan dibatasinya mobilitas orang, mobilitas barang menjadi lebih tinggi dan secara akumulatif aktivitas jasa kurir pun meningkat.  

Lebih lanjut terangnya, memang diantara beberapa jenis perusahaan jasa pengiriman ekspres ada yang masih dapat bertahan dan tumbuh di tengah pandemi Covid-19. Namun, walaupun bisa tumbuh, posisi para pelaku usaha saat ini ada pada mode bertahan hidup atau survival.

Berdasarkan model bisnisnya, Feriadi menjelaskan bagi perusahaan yang melayani kiriman antara pelanggan ke pelanggan (C to C) dan bisnis ke pelanggan (B to C) aktivitas pengiriman masih dapat bertahan.

Namun, bagi perusahaan jasa kurir yang model bisnisnya melayani pengiriman bisnis ke bisnis (B to B) atau pemerintah ke pemerintah (G to G) ada kecenderungan merosot tajam. Pasalnya, industri juga mengurangi aktivitas yang membuat produksi menurun, ketika produksi menurun, distribusi tentu ikut turun.

"Ini kelihatannya industri-industri mulai mengurangi aktivitasnya, mungkin produksi menurun. Tentu distribusi yang dilakukan anggota Asperindo mengalami penurunan," ujarnya.

Adapun bagi perusahaan jasa kurir yang basisnya C to C atau B to C masih tetap mengalami pertumbuhan karena adanya pergeseran budaya belanja dari offline ke online. 

Dengan demikian, banyak yang memilih belanja online untuk kebutuhan seperti makanan, dan kesehatan, sehingga berpengaruh menambah volume jasa pengiriman. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Pos Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pos Indonesia (Persero) menjadi salah satu institusi yang akan menyalurkan bansos (bantuan sosial) tunai atau bantuan langsung tunai (BLT) dengan aplikasi pengenal wajah (face recognition) mulai Februari 2021.

Ketua Tim Pelaksana Satgas PT Pos Indonesia Haris Husein mengatakan aplikasi tersebut asat ini masih disiapkan sesuai dengan arahan Menteri Sosial Tri Rismaharini.

"Targetnya, Februari sudah pakai (face recognition). Januari ini memang belum karena sedang tek-tokan dengan Dukcapil. Tapi dari sisi teknologi memungkinkan karena kami selama ini terkoneksi dengan Dukcapil [Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil] untuk pembayaran remitansi," jelasnya, dikutip dari CNN Indonesia, Minggu (10/1/2021).

Penyaluran berbasis pengenalan wajah ini masih terbatas digunakan oleh PT Pos karena data telah tersambung dengan Dukcapil Kementerian Dalam Negeri.

Pada bulan pertama penyaluran, selain menyalurkan bantuan, PT Pos juga akan merangkap data yang dibutuhkan, seperti merekam foto atau wajah penerima bansos tunai.

Hingga saat ini, kata Haris, penyaluran bansos tunai masih menggunakan tanda tangan sebagai tanda penerima. Sehingga, belum ada pencatatan mutakhir saat uang telah diterima oleh Keluarga Penerima Bantuan (KPM).

Namun, dengan face recognition nantinya hanya warga itu sendiri lah yang dapat mencairkan dana. Dia menyebut data akan otomatis terbarukan ketika aplikasi mengenali wajah penerima bantuan.

"Untuk mengecek pergerakan penyaluran ini jadi nanti kita foto, data naik ke dashboard dan langsung update dana sudah dibayarkan," jelasnya.

Haris mengakui, penyaluran BLT saat ini masih lambat karena Kemensos dan pihaknya masih melakukan evaluasi data calon penerima. Sejauh ini PT Pos menemukan sebanyak 154 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang tidak sesuai dengan kriteria. Angka ini relatif kecil dari total penerima sementara, yaitu 8,5 juta KPM. Artinya, data error yang ditemukan PT Pos sebesar 0,0018%.

Tak seperti penyaluran pada 2020 silam, Haris menyebutkan PT Pos tak hanya ditugaskan menyalurkan tapi juga melakukan pembaruan data.

Untuk diketahui, nilai BLT yang diterima setiap KPM sebesar Rp 300 ribu per bulan. Bantuan disalurkan melalui PT Pos Indonesia (Persero) selama 4 bulan (Januari, Februari, Maret, dan April).

Bantuan dari pemerintah terus dikucurkan dimulai sejak 4 Januari 2020. Ada 3 jenis bantuan sosial alias bansos sejak 4 Januari 2021.

Di akun Instagram Kementerian Sosial @kemensosri, tiga bansos tersebut adalah bansos program keluarga harapan (PKH), program kartu sembako, dan bansos tunai.

Rincinya, PKH dengan anggaran Rp 7,17 triliun disalurkan untuk 10 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Program kartu sembako dengan anggaran sebesar Rp 3,76 triliun untuk 18,8 juta KPM. Program bansos tunai dengan anggaran Rp 13,93 triliun untuk 10 juta KPM.

[Gambas:Instagram]



"Pemerintah telah menyiapkan anggaran di tahun 2021 sebesar Rp 110 triliun untuk program bantuan sosial bagi seluruh penerima di 34 provinsi di Indonesia dalam rangka membantu masyarakat mengatasi dampak pandemi COVID-19 serta menggerakkan ekonomi nasional," dikutip dari Instagram Kemensos, Sabtu (9/1/2020).


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Buruan Cek Rekening, Ini Jadwal Pencairan BLT BPJS Tahap 2

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular