
Chatib Basri: BLT Efektif Dorong Ekonomi Indonesia Pulih
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
03 December 2020 12:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan era SBY Chatib Basri menilai pemerintah masih harus memberikan stimulus kepada masyarakat rentan berupa bantuan langsung tunai (BLT). Hal ini berpotensi untuk mendorong pemulihan ekonomi Indonesia, yang masih terdampak pandemi Covid-19.
Pasalnya, kata Chatib, perekonomian Indonesia masih masih disumbang dari sektor konsumsi. Data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi rumah tangga menyumbang 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Pasalnya, selama vaksin Covid-19 belum terdistribusi sepenuhnya, maka investasi swasta masih belum akan pulih hingga 2021 mendatang. Sementara, dengan penerapan protokol kesehatan, dengan adanya sejumlah pembatasan, membuat ekonomi sulit merangkak naik.
Oleh sebab itu, salah satu sektor yang dapat diandalkan untuk mendorong perekonomian di dalam negeri, yang terdampak karena Covid-19 adalah melalui konsumsi rumah tangga, ketimbang investasi.
"Pemerintah perlu mendorong penyaluran BLT bagi masyarakat kelas menengah ke bawah untuk menjaga daya beli," ujar Chatib dalam siaran virtual di channel YouTube Bank Mandiri yang dikutip CNBC Indonesia, Kamis (3/12/2020).
Berdasarkan riset yang dilakukan Bank Mandiri pun menunjukkan, bahwa masyarakat yang memiliki berpendapatan kecil lah yang sering melakukan belanja di tengah pandemi Covid-19 saat ini.
Kenapa kelas bawah malah sering berbelanja? Chatib menjelaskan, karena kelompok masyarakat berpendapatan rendah atau rentan masih harus melakukan belanja kebutuhan-kebutuhan pokok seperti makanan dan barang-barang kebutuhan pokok lainnya. Sementara kelompok kelas menengah ke atas, tidak demikian.
Kelompok miskin atau kelompok yang bawah spendingnya drop dari 100% ke 84%. Sementara kelompok menengah dan atas, tidak belanja. [...] Kalau orang semakin kaya, porsi (belanja) dari non esensialnya semakin tinggi," jelasnya.
Sementara itu, presentase pengeluaran atau spending dari kelas menengah dari 100% turun ke 72,4%. Sementara di kelas atas, persentase konsumsinya turun dari 100% ke 69,7%.
Halaman Selanjutnya >> Pemerintah Harus Terus Salurkan BLT
Next Page
Pemerintah Harus Terus Salurkan BLT
Pages
Most Popular