Pesawat Sriwijaya Jatuh di Pulau Laki, Blackbox Belum Ketemu!

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia

10 January 2021 12:51

Foto: Petugas SAR memeriksa temuan tangga darurat dari kecelakaan pesawat Sriwijaya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di wilayah Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (10/1/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mengkonfirmasi, titik koordinat jatuh lokasi pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di Selatan Pulau Laki, Kepulauan Seribu. Sampai saat ini kotak hitam atau blackbox masih belum ditemukan.

"Iya belum [blackbox belum ditemukan]," ujar Humas Basarnas Yusuf Latif kepada CNBC Indonesia melalui pesan singkatnya, Minggu (10/1/2021).

Kepala Basarnas Bagus Purhinto menyampaikan, pihaknya sampai saat ini masih terus berupaya melakukan pencarian dan pertolongan dengan dibantu sejumlah pihak terkait lainnya seperti TNI, POLRI, KPLP, Ditjen Perhubungan Laut, dan instansi terkait lainnya.

Baca:

Lapor Jokowi, Menhub Sebut Titik Terang Pencarian SJ-182

Bagus juga mengatakan pihaknya melaksanakan tiga metode pencarian yakni melalui udara dengan helikopter, pencarian di laut menggunakan kapal dan pencarian di bawah permukaan laut menggunakan kapal yang memiliki alat pendeteksi bawah laut.

Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono juga mengatakan, hari ini Minggu (10/1/2021) pihaknya akan melakukan survey lokasi untuk memetakan kondisi lapangan.

Survey lokasi memetakan kondisi lapangan, kata Soerjanto dalam rangka mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk mencari kotak hitam (black box).

Foto: Petugas SAR memeriksa temuan tangga darurat dari kecelakaan pesawat Sriwijaya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di wilayah Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (10/1/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Petugas SAR memeriksa temuan tangga darurat dari kecelakaan pesawat Sriwijaya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di wilayah Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (10/1/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

"Memetakan kondisi lapangan dalam rangka mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk mencari kotak hitam (black box) pesawat," ujarnya dalam keterangan resminya.

Soerjanto mengatakan KNKT sudah menerjunkan tim menuju ke lokasi dengan menggunakan Kapal Baruna Jaya IV milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi bentuk atau objek di bawah permukaan laut.

"Kapal ini juga memiliki kemampuan membaca sinyal yang ada dalam dua jenis black box pesawat yaitu cockpit voice recorder (CVR) dan flight data recorder," tuturnya.